Kecurigaan liar tumbuh subur di tanah gelap. Karena itu, pejabat dan lembaga perlu:
- Proaktif membuka data (kontrak, perjalanan dinas, keputusan penting) dalam format yang mudah diaudit.
- Deklarasi konflik kepentingan sebelum rapat dan keputusan strategis.
- Saluran pelaporan aman bagi masyarakat dan ASN dengan perlindungan pelapor (whistleblower).
- Hak jawab cepat: ketika isu muncul, respons 24 jam pertama menentukan arah narasi. Diam total memupuk prasangka.
Dengan pola ini, kritik publik tetap tajam, tetapi tidak memalukan; pengawasan ketat, namun tidak menghancurkan harkat. Kita membangun budaya akuntabilitas, bukan budaya mempermalukan.
Hati Tegas, Lidah Beradab
Inti dari manajemen hati adalah keseimbangan: tegas pada pelanggaran, beradab pada manusia. Kecurigaan yang sehat mendorong investigasi dan reformasi; kecurigaan yang liar hanya melahirkan luka sosial dan ketidakpercayaan permanen. Nabi mengingatkan, "Jauhilah prasangka, karena prasangka adalah sedusta-dusta perkataan" (HR. Bukhari-Muslim). Pesan ini bukan untuk melemahkan pengawasan, melainkan untuk menguatkan etika pengawasan.
Mari kita rawat curiga agar tetap waras: peka, tapi tidak mudah terpancing; kritis, tapi tidak sinis; berani, tapi tidak beringas. Ketika hati dikelola dengan baik, kecurigaan berubah dari senjata yang melukai menjadi kompas yang menuntun membawa kita pada kebenaran tanpa mengorbankan martabat
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI