Pernah kah kalian temui seseorang atau mungkin teman dekat kalian yang tiba-tiba berubah dari sosok yang kalian kenal sebelumnya, setelah menenrima hal-hal yang tidak menyenangkan, seperti rasa sakit, trauma dan hal-hal yang tidak mengenakkan lainnya?Â
Mungkin dalam kasus ini beberapa dari kita beranggapan hal itu merupakan suatu hal yang umum ditemui di kehidupan ini, beberapa orang lainnya beranggapan bahwa orang-orang seperti itu dikenal memiliki two emotion atau dua kepribadian, orang-orang tersebut nyatanya hanya ingin menyembunyikan rasa sakit atas penderitaan dari orang-orang disekitarnya. sebenarnya dalam ilmiah dan ilmu psikologis hal tersebut bukan terjadi karena seseorang tersebut memiliki kepribadian ganda atau dengan alasan ingin menyembunyikan rasa sakit yang dirasakannya.
Dalam ilmu psikolog hal ini dikenal dengan istilah Dissociative Identity Disorder (DID)
Apa itu Dissociative Identity Disorder (DID)?
Apakah itu merupakan penyakit yang menyerang psikologis seseorang?
Lebih tepatnya Dissociative Identity Disorder (DID), dimana kepribadian aslinya "menghilang", dan dan digantikan oleh kepribadian baru yang pebedaannya jauh sekali dari kepribadian lamanya. lantas apa hubungan  Dissociative Identity Disorder (DID) dengan Internal Personality Shift (IPS)?
Sebenarnya Dissociative Identity Disorder (DID) dan Internal Personality Shift (IPS) dalam ilmu psikologis bukan dua hal yang berbeda, lebih tepatnya Dissociative Identity Disorder (DID) menunjukkan sisi luar (eksternal) perubahan yang dapat diamati, sedangkan Internal Personality Shift (IPS) menunjukkan sisi dalam (internal) perubahan yang terjadi itu mempengaruhi emosi, mental, dan sikap individu tersebut.
Adapun proses perubahan mental yangterjadi pada seseorang melibatkan emosi dan kepribadian yang dimilikinya, perubahan tersebut disebabkan adanya tekanan yang diberikan kepada si korban sehingga tanpa disadari ia menciptakan sebuah kepribadian baru yang berbeda dari kepribadian yang ia miliki sebelumnya. perubahan itu dapat diartikan sebagai bentuk perlindungan atau pelarian atas apa yang ia rasakan dari tekanan maupun penderitaan yang ia rasakan sebelumnya.
Internal Personality Shift (IPS) bisa menggambarkan fenomena dimana seseorang mengembangkan kepribadian baru atau versi berbeda dari dirinya sendiri sebagai respom tergadap trauma berat, tekanan sosial, atau rasa takut. hal ini juga menunjukkan perubahan perilaku, minat, ingatan atau cara berinteraksi yang drastis, di satu sisi dedeorangtidak selalu menyadari bahwa perubahan ini terjadi sebagai bentuk perlindungan diri.
Apakah perubahan ini akan berkelanjutan atau bersifat permanen?
kecil kemungkinan perubahan ini akan bertahan lama, dikarenakan di saat kondisi mental seseorang tersebut mulai stabil maka kepribadian asli atau lamanya akan perlahan muncul kembali- dan versi "baru" dirinya akan perlahan menghilang, seolah peran pelindungnya sudah selesai.
Internal Personality Shift (IPS) memiliki kaitan erat dengan Disosisasi, Dissociative Identity Disorder (DID), Mekanisme pertahanan diri. dimana Disosiasi menunjukkan respon otak terhadap trauma, dimana seseorang memisahkan diri dari ingatan, identitas, atau persepsi mereka, lalu Dissociative Identity Disorder (DID) jika dalam bentuk atau kasus yang ekstrem, seseorang bisa memiliki lebih dari satu identitas atau kepribadian yang berbeda, dan yang terakhir MekanismePertahanan Diri seperti repression, denial, atau regression, di mana pikiran "menyembunyikan" bagian diri yang terlalu menyakitkanuntuk dihadapi
Kasus-kasus ini sering kita temui pada korban bullying, baik itu Physical Bullying atau Cyber Bullying
Jadi sekedar pengingat buat readers, jangan pernah melakukan hal yang dapat merusak dan menghancurkan hidup seseorang, mungkin kita tau penyakit fisik itu lebih mudah untuk diobati dari pada penyakit mental dan psikologis yang lebih sulit untuk diobati atau bahkan tidak dapat diobati sama sekali.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI