Dari Kampus Kita di UNISA Yogyakarta
Di Stadium General 3 dan 4 pada Masa Ta'aruf Mahasiswa Baru Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta, berbagai tema dihadirkan untuk membekali para mahasiswa baru dan menyiapkan menjadi insan yang berkemajuan dalam pendidikan, bernegara, dan beragama.Â
Stadium general kali ini di awali dengan materi bertemakan "Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi wa Syahadah" diangkat supaya kita, generasi muda, gak cuma tahu Pancasila sebagai dasar negara, tapi juga sebagai rumah bersama dan ruang buat nunjukin kontribusi nyata bagi bangsa. Materi ini disampaikan langsung oleh Prof. Dr. Mufadillah, S.Pd., S.SiT., M.Sg., yang memberikan pandangan mendalam tentang bagaimana Pancasila bisa dipahami dalam konteks Darul Ahdi wa Syahadah.
Apa Sih Maksud Darul Ahdi wa Syahadah?
Singkatnya, konsep ini punya dua arti. Pertama, Indonesia adalah hasil kesepakatan nasional (dar al-ahdi). Kedua, Indonesia juga jadi ajang pembuktian (dar as-syahadah) buat kita semua. Nah, sebagai mahasiswa, peran kita jelas: lanjutkan perjuangan dengan cara kekinian, lewat inovasi, persatuan, dan semangat membangun.
Prinsip yang Bisa Kita Jalanin
Ada empat hal penting dalam Darul Ahdi wa Syahadah: menghormati kesepakatan nasional, tanggung jawab sebagai warga negara, kesaksian lewat iman dan amal, serta membangun peradaban yang lebih baik. Kalau prinsip ini kita bawa dalam kehidupan sehari-hari, Indonesia bisa banget jadi Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur atau negeri yang baik dan penuh rahmat.
Pancasila Itu Sejalan dengan Islam
Nilai-nilainya Islam sama persis sengan nilai-nilai Pancasila: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan. Jadi, Pancasila bukan sekadar dasar negara, tapi juga ruang besar buat kita semua berkarya.
Muhammadiyah, Bukan Cuma Nama Besar
Sejak awal kemerdekaan, Muhammadiyah udah nunjukin komitmennya pada Pancasila. Buktinya banyak: bikin sekolah dan universitas buat mencerdaskan bangsa, aktif bela kemanusiaan di Palestina dan Rohingya, sampai konsisten dukung NKRI. Bahkan, tokoh-tokohnya kayak KH. Ahmad Dahlan dan Nyai Ahmad Dahlan diakui sebagai Pahlawan Nasional. Artinya, Islam berkemajuan itu nyata, bukan sekadar slogan.
Kita, Mahasiswa Baru, Harus Ngapain?
Sebagai maba UNISA Yogyakarta, kita ditantang buat ngikutin jejak para pendiri bangsa dan tokoh Muhammadiyah. Nggak cukup cuma belajar teori di kelas, tapi juga harus nunjukin bukti nyata: ikut menjaga persatuan, ngasih manfaat buat sekitar, dan berkontribusi buat masa depan Indonesia.
Mahasiswa: Garda Depan Bela Negara di Era Post-Truth
Oleh: Kompol Leo Nisya Sagita, S.I.K. Kasubditbintibsos Ditbinmas Polda DIY