Di dunia nyata, kita semua punya 'misi' kecil-kecilan. Ada yang misinya bangun lebih pagi, ada yang misinya menurunkan berat badan, ada juga yang misinya cuma menghindari undangan arisan. Tapi di dunia film, 'misi' itu sering berarti sesuatu yang jauh lebih besar, lebih berbahaya, dan lebih mendebarkan. Dan di situlah lahir pola cerita yang dikenal sebagai Man on a Mission.
Pola ini sederhana tapi sangat efektif. Ada satu tujuan besar yang harus dicapai oleh tokoh utama, biasanya dengan batas waktu atau risiko kegagalan yang fatal. Semuanya mengarah pada satu pertanyaan: "Berhasil atau gagal?" Dari situ, penonton otomatis terseret masuk, karena kita ingin tahu apakah misi itu akan tercapai atau berakhir tragis.
Lihat Saving Private Ryan (1998). Kapten Miller (Tom Hanks) dan pasukannya punya misi yang kelihatannya sederhana: menyelamatkan satu prajurit, Private James Ryan. Tapi misi itu dilakukan di tengah Perang Dunia II, di mana setiap langkah bisa berarti kematian. Penonton tidak hanya menonton pertempuran; mereka ikut merasakan dilema moral, kelelahan, dan rasa kehilangan di sepanjang jalan.
Atau Mad Max: Fury Road (2015). Max (Tom Hardy) dan Furiosa (Charlize Theron) punya misi melarikan diri dari tirani Immortan Joe sambil menyelamatkan para 'istri' yang ditawan. Plotnya sederhana: lari. Tapi karena diisi kejar-kejaran nonstop, ledakan di mana-mana, dan karakter-karakter yang kuat, misinya terasa seperti perjalanan epik.
Bahkan The Lord of the Rings: The Fellowship of the Ring (2001) pada dasarnya adalah Man on a Mission: Frodo (Elijah Wood) harus menghancurkan Cincin Sauron. Kedengarannya gampang, cuma taruh cincin di gunung berapi. Tapi kalau perjalanannya penuh orc, pengkhianatan, dan bahaya yang mengintai setiap detik, itu jadi sesuatu yang bikin penonton lengket di kursi.
Hal yang bikin pola ini efektif adalah ketegangan yang konstan. Man on a Mission punya 'jam pasir' yang terus menetes. Baik itu waktu, ancaman, atau tekanan mental. Kalau di Man in a Hole penonton terikat secara emosional karena ikut merasakan jatuh dan bangkitnya tokoh, di Man on a Mission penonton terpaku karena ingin tahu: "Bagaimana cara mereka menyelesaikan ini?"
Dan menariknya, misi dalam film tidak selalu soal menyelamatkan dunia. Little Miss Sunshine (2006) misalnya, bercerita tentang keluarga yang melakukan perjalanan darat untuk mengantarkan putri bungsunya ikut kontes kecantikan anak-anak. Tidak ada ledakan, tidak ada pertempuran. Tapi misinya jelas, dan perjalanan itu penuh konflik dan momen emosional yang bikin cerita jadi kuat.
Sutradara Ridley Scott pernah bilang, "If you've got a strong objective for your character, the audience will go with you anywhere." Itulah inti dari Man on a Mission. Selama penonton tahu apa yang ingin dicapai tokoh utama, dan percaya bahwa perjuangan itu penting, mereka akan ikut sampai ke akhir, apa pun yang terjadi. Misi adalah janji. Saat film dimulai, kita diberi janji bahwa sesuatu akan diselesaikan. Dan sampai janji itu ditepati atau dilanggar, penonton tidak akan beranjak dari kursinya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI