Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - guru penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

suka membaca, menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Tiwul Makanan Pengganti Nasi

28 Februari 2023   09:48 Diperbarui: 28 Februari 2023   10:15 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepiring tiwul sama nilai kandungan karbohidratnya dengan nasi sepiring (foto: dokpri)

Pagi ini setelah mengajar di kelas 7E jam 1-2, penulis menuju ke ruang guru untuk beristirahat karena akan melanjutkan mengajar pada jam ke 5-6.

Saat di ruang guru di bangku belakang ada teman guru yang membawa makanan dan setelah saya tanyakan kepada yang membawa dijawab ini adalah Tiwul, makanan khas orang Jawa bagian selatan khususnya di wilayah Gunungkidul, Sragen, Wonogiri, Pacitan, Tulunggung, Blitar dan Ponorogo

Penulis pun dipersilahkan mengambil dan mencicipi makanan yang tersedia, dengan mrmbawa piring di dapur ruang guru penulis mengambil setengah piring tiwul dan ditaburi parutan kelapa.

Penulis tambahkan sesendok gula pasir di atas kelapa, sehingga rasanya menjadi gurih dan manis.

Sejarah Tiwul Sebagai Kuliner Tradisional

Merujuk pada beberapa sumber sejarah yang ada, tiwul diyakini sudah ada sejak zaman penjajahan, terlebih pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Karena beras diambil oleh tentara Jepang maka rakyat dipilihkan singkong untuk dioleh menjadi tiwul sebagai pengganti nasi, jadilah pada masa pendudukan Jepang rakyat mengkonsumsi tiwul sebagai makanan pokok sehari-hari.

Karena sebagai makanan pokok, tiwul dimakan layaknya nasi dengan lauk pauk serta sayuran yang ada. Sedangkan saat ini tiwul biasa disandingkan dengan parutan kelapa dan siraman gula merah.

Bahan Baku Tiwul

Singkong merupakan bahan baku pembuatan tiwul (foto: sehatq.com)
Singkong merupakan bahan baku pembuatan tiwul (foto: sehatq.com)

Untuk bahan baku tiwul sendiri sudah jelas, yaitu singkong sebagai bahan baku utama. Yaitu singkong atau ketela pohon yang sudah dikeringkan. Singkong yang telah dikeringkan tersebut umumnya diistilahkan dengan sebutan gaplek atau gogik.

Gaplek berasal dari potongan singkong ayau ketela pohon ang sudah dijemur di terik matahari, setelah beberapa hari dan sudah keringa lalu dicuci dengan air sampai bersih.

Setelah dijemur sampai kering baru gaplek direbus sampai matang dan ditambahi berbagai macam rasa, ada yang suka asin ditambah gaeam, yang suka manis ditambah gula, yang suka pedas ditambah lombok atau sambal, namun semuanya harus diberi kelapa yang sudah diparut sebagai penyedap tiwulnya.

Kandungan Nutrisi Tiwul

Satu lagi yang menarik adalah kandungan nutrisi atau vitamin dari tiwul, meskipun kelihatan sederhana dan seperti tidak bergizi, namun jangan salah karena tiwul punya beragam manfaat yang baik untuk tubuh. Nutrisi yang terkandung pada tiwul berasal dari singkong.

Selain kandungan vitamin C, ternyata tiwul juga diperkarya dengan vitamin B Kompleks dimana baik untuk mengatasi penyakit anemia. Protein yang tinggi juga berperan untuk melatih daya tahan otot karena kandungannya cukup tinggi dibandingkan dengan kentang dan ubi jalar.

Tiwul juga bisa dijadikan makanan sehat untuk para pelaku diet. Karena karbohidratnya lebih rendah dari nasi putih jadi sangat bagus untuk menurunkan berat badan. Kandungan serat juga terdapat pada tiwul yang baik untuk kesehatan pencernaan.

Nah sudah tahu tiwul khan, adakah anda pernah merasakannya? Masih ada penjual tiwul atau di tempat lain namanya gatot yang dijajakan keliling kampung atau perumahan oleh penjual dengan menggunakan sepeda atau sepeda motor.

Di beberapa pasar tradisional juga masih kita jumpai pedagang tiwul yang menggelar dagangannya sambil lesehan.

Ayo coba tiwul dan rasakan sensasinya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun