Mohon tunggu...
AHMAD RIYAN MAULANA
AHMAD RIYAN MAULANA Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Yuk! Kenali Tahapan Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini

9 Desember 2022   13:17 Diperbarui: 10 Desember 2022   09:24 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, anak usia dini meliputi anak usia 0-6 tahun. Namun menurut para ahli, anak usia dini berkisar antara 0-8 tahun.

Nah… Berikut tahapan perkembangan fisik motorik pada anak usia dini : 

Masa usia 0-1 tahun

Pada usia 0-3 bulan, si kecil mulai belajar mengangkat kepala dan dadanya sambil melakukan "mini push-up". Di usia ini, si kecil masih menggenggam jarinya. Dalam hal ini orang tua perlu melatih keterampilan motorik halus dengan memberi mereka sesuatu untuk dipegang atau dengan lembut menyentuh jari mereka atau menyilangkan otot lengan untuk memperkuatnya.

Si kecil akan mulai memiringkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan pada usia 4 hingga 6 bulan. Ia juga akan mencoba berbaring, tengkurap, berguling, dan menopang lengannya hingga duduk. Keterampilan motorik halusnya mulai berkembang saat ia mulai mengeksplorasi mainan dengan meraihnya.

Masa 7-9 Bulan si kecil terlihat lebih kuat, karena ia dapat meraih mainannya sendiri tanpa terjatuh. Dia bisa merangkak, duduk, dan belajar berdiri sendiri. Keterampilan motorik halusnya terus berkembang saat ia dapat meraih mainan dengan kedua tangan dan mengambil benda yang lebih kecil dengan ibu jari dan jari telunjuknya.


10-12 bulan tak terasa anak sudah berusia 1 tahun. Saat ini, ia sudah bisa mengangkat badannya untuk berdiri dan berjalan tanpa kehilangan keseimbangan. Ia telah mampu menjaga keseimbangan saat duduk, melempar bola dan bertepuk tangan sebagai perkembangan motorik halusnya.

Masa usia 1-2 tahun

Si kecil memiliki refleks yang lebih baik. Kemampuan motorik halusnya juga sudah bagus, sehingga Ia bisa menyusun menara dari balok, mencorat-coret, dan belajar melepas celana atau baju. Ia dapat berjalan dengan baik, berjalan mundur, menaiki tangga, menarik dan mendorong benda berat, serta berdiri tanpa bantuan di kursi.

Masa usia 2-3 tahun

Pertumbuhan fisik si kecil semakin kuat. Dia bisa menaiki tangga, menendang bola, memakai baju, mengambil dan membawa benda-benda kecil dengan mudah. Ia juga bisa disebut kreatif karena bisa memotong kertas, membuat lingkaran dan mencorat-coret apapun yang ia mau.

Masa usia 3-4 tahun

Anak-anak dapat mengayunkan tangan dan berjalan, serta dapat menuruni tangga dengan dua kaki. Dia juga bisa berdiri dengan satu kaki selama 5-10 detik, melompat, dan memanjat. Keterampilan motorik halus anak juga akan meningkat saat mereka mengaplikasikan lem dengan benar, menari, membuat teka-teki, dan dengan hati-hati menuangkan cairan ke dalam botol.

Masa usia 5-6 tahun

Pada tahap ini, anak banyak mengembangkan kemampuan fisiknya, belajar banyak bagaimana menyeimbangkan kursi dan ketinggian dan suka bergerak. Saat usia 5 tahun, perkembangan fisiknya akan mencapai tinggi 110 cm dan berat badan 21,5 kg. Namun, pada usia prasekolah, pertambahan berat dan tinggi badan menurun dari tahun ke tahun, dan anak-anak selama periode ini tampak lebih ramping dan memiliki tubuh yang lebih panjang. Saat sekitar usia 6 tahun. Anak memiliki ciri fisik dengan tinggi rata-rata 46 inci dan berat 22,5 kg.

Masa usia 7-8 Tahun

Perkembangan anak usia 7 tahun dapat dilihat dari pertambahan tinggi badannya. Berat badan ideal anak usia 7 tahun adalah 23 kg untuk anak laki-laki dan 22 kg untuk anak perempuan. Secara motorik, seorang anak berusia 7 tahun dapat dengan jelas menggambar dan menulis hal-hal yang dapat dibaca orang lain. Anak usia 7 tahun juga mulai menggunakan gunting mereka sendiri. Menurut penelitian, anak usia 8 tahun mulai menyeimbangkan tubuh secara fisik dan berat badan bertambah 2-3 kg. Selain itu, anak usia 8 tahun dengan kemampuan motorik sudah dapat menentukan keterampilannya dalam bergerak bebas, seperti lompat tali.

Apa yang terjadi jika standar perkembangan anak tidak tercapai?

Jika anak belum bisa memenuhi standar perkembangannya maka dapat menyebabkan berbagai macam dampak negatif pada diri anak, seperti anak sebagai kurang percaya diri, dikucilkan dari lingkungannya, dicemooh, dan kesulitan berinteraksi sosial. Perkembangan anak yang baik akan menyebabkan kebahagian dan keberhasilan dalam berbagai hal, sedangkan kegagalan menyebabkan ketidakbahagiaan, ketidaksetujuan masyarakat lain, dan kesulitan pada aktivitas lainnya kelak.

Lalu apa solusinya?

Orang tua perlu memantau perkembangan anaknya terutama pada saat usia dini karena sangat penting untuk mengoptimalkan tumbuh kembang si kecil di masa depan. Ada beberapa aspek, karakteristik, dan cara untuk memantau perkembangan anak usia dini yang bisa orang tua lakukan dalam masa pertumbuhan agar dapat memenuhi standar perkembangan.

Upaya untuk mengajarkan sikap penyesuaian diri kepada anak harus mulai dilakukan. Kelak dikemudian hari, anak-anak akan bersosialisasi dengan berbagai karakter teman seusianya yang berbeda. Oleh karena itu, strategi dan latihan yang baik sangat diperlukan agar menjadikan anak sebagai pribadi yang tidak mudah gagap terhadap perubahan yang baru.

Beberapa karakteristik di bawah ini setidaknya dapat membantu mempermudah orang tua dalam menangani permasalahan yang dihadapi anak :

1. Nutrisi.

Gizi merupakan salah satu faktor yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak usia dini. Pola makan yang berkualitas dapat menentukan kecerdasan, kesehatan, tumbuh kembang anak. Pemberian ASI eksklusif dianjurkan untuk bayi baru lahir di bawah 6 bulan, dilanjutkan dengan Makanan Pendamping Gizi (MPASI).

2. Stimulasi.

Selain nutrisi, stimulasi juga sangat penting untuk optimalisasi perkembangan anak usia dini. Misalnya pada usia tertentu, mereka harus dilatih merangkak, duduk, berdiri, dan berjalan untuk meningkatkan keterampilan motorik kasarnya. Kemahiran berbahasa juga harus dilatih dengan baik melalui rangsangan atau stimulasi berbahasa untuk mengajak anak berbicara. Stimulasi yang baik meliputi semua aspek motorik kasar dan halus, bahasa, kognitif, dan sosial-emosional.

3. Kasih sayang.

Kasih sayang orang tua juga sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan anak sejak dini. Orang tua harus memiliki hubungan emosional yang baik dengan anaknya. Oleh karena itu, ayah dan ibu harus membangun ikatan yang baik dengan menunjukkan secara langsung kedekatan, perhatian, penghargaan dan kasih sayang. Jika Anda cuek dan tidak menunjukkan kasih sayang pada si kecil, sisi emosionalnya bisa terganggu, dan kedekatan antara orang tua dengan anaknya tidak akan tumbuh.
Selain itu, faktor kebersihan dan vaksinasi mempengaruhi perkembangan anak usia dini. Kebersihan yang perlu diperhatikan meliputi kebersihan anak Anda, orang tua, pakaian, air dan makanan, peralatan masak dan lingkungan sekitar (termasuk rumah). Karena salah satu penyebab kematian yang paling sering terjadi pada anak adalah diare dan infeksi saluran pernapasan yang erat hubungannya dengan kebersihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun