Mohon tunggu...
Ahmad Aunullah
Ahmad Aunullah Mohon Tunggu... Konsultan - Pelaku Wisata

Pelaku wisata yang tidak suka berada indoor terlalu lama. Berkantor di Lombok, bertempat tinggal kebanyakaan di laut.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Pesawat N-250 Jika Sang Gatotkaca Kini Hiasi Angkasa Dunia

11 Agustus 2021   22:49 Diperbarui: 11 Agustus 2021   22:58 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Didit Putra Erlangga Rahardjo/Kompas.com

Ini bukanlah ilusi namun angan-angan atau juga mimpi dari salah satu pecinta aviasi dan rasa bangga dari salah satu warga negara Indonesia.

Ilusi tidak berwujud namun ini ada wujudnya.

Si Gatotkaca disini adalah pesawat baling-baling komuter regional N-250 besutan pabrikan IPTN (sekarang PT. Dirgantara Indonesia).

Sebelumnya penulis ingin menekankan kata dari pesawat baling-baling komuter regional karena jenis pesawat ini menurut penulis adalah jenis pesawat yang memang cocok untuk digunakan di Indonesia.

Pesawat komuter berfungsi sebagai feeder penumpang dan juga kargo dari bandara-bandara non utama ke bandara pengumpul atau hub serta melakukan penerbangan jarak pendek dimana hal ini sesuai dengan letak geografis kita yang terdiri dari pulau-pulau serta bandara-bandara kita yang belum semua merupakan bandara utama atau primary airport.

Konektivitas antara daerah terpencil dahulu dioperasikan Merpati Nusantara Airlines dengan penerbangan perintisnya dan sekali lagi memang cocok dengan letak demografis kita yang terdiri dari pulau-pulau.


Hingga kinipun masih banyak daerah di Indonesia yang baru atau hanya bisa didaratkan oleh pesawat baling-baling untuk menerbangkan penumpang serta mengangkut kargo, salah satunya barang kebutuhan masyarakat sekitar.

Sehingga dapat dikatakan apa yang ada dalam benak Alm. Bapak B.J. Habibie sebagai penggagas dan perencana pesawat ini bukan hanya sekedar angan-angan, mimpi atau ilusi sekalipun melainkan beliau ketika itu sedang menggambarkan masa depan penerbangan di Indonesia dimasa datang (saat ini).

Mungkin dulu belum banyak yang dapat melihat apa yang sedang beliau coba untuk gambarkan melalui pesawat N-250 namun kini bisa dikatakan gambaran tersebut nyata terjadi.

Pesawat baling-baling besutan ATR misalnya banyak digunakan di berbagai negara di dunia bahkan juga di Indonesia.

Krisis Moneter memang menjadi alasan utama berhentinya proyek pengembangan pesawat N-250 namun setelah krisis usai, proyek pun tak berlanjut hingga akhirnya sang Gatotkaca letih berangan-angan terbang seperti pesawat lainnya, kemudian legowo untuk masuk ke museum.

Dalam tulisan di Kompas.com disini disebutkan bahwa salah satu klausul perjanjian dengan IMF untuk menghentikan proyek pengembangan pesawat N-250 adalah penyebab dari tidak dilanjutkannya pengembangan pesawat ini.

Satu-satunya pesaing si Gatotkaca saat itu adalah Fokker F-50  besutan pabrikan Fokker berbasis di Belanda sebagai produk lanjutan dari Fokker F-27, apakah  klausul tersebut ketika itu ada kaitannya dengan adanya kemungkinan terjadinya persaingan diantara keduanya ?

Entahlah, namun yang pasti pesawat Fokker F-50 tidak sukes juga pada akhirnya tanpa pesaing sekalipun, karena menurut wikipedia hanya terjual 213 unit selama masa produksi nya dari 1987-1997.

Pesawat ini diproduksi dengan fuselage Fokker F-27 yang ketika itu menurun penjualannya.

Jika harus head-to-head sekalipun, secara teknologi pesawat N-250 memang lebih unggul.

Kembali ke Gatotkaca..

Dengan melihat kenyataan saat ini dimana pesawat baling-baling komuter regional memiliki pangsa pasar yang sangat menjanjikan bahkan dalam era jet sekalipun serta tidak hanya di Indonesia saja tapi hampir seluruh dunia, mengapa kita yang sudah memiliki pabrikan pesawat dengan salah satu produksi pesawat N-250 tidak melanjutkannya ?

Industri Pesawat Terbang di berbagai belahan dunia merupakan industri yang dibanggakan selain dari menyerap banyak tenaga kerja juga memberikan pemasukan yang tidak sedikit kepada negara.

Produksi pesawat yang dihasilkan bukan hanya sekedar pencapaian anak Bangsa dalam teknologi saja melainkan menjadi Kebanggaan Nasional, seharusnya dan walaupun demikian adanya.

Pesawat N-250 Gatotkaca adalah gambaran masa depan akan penerbangan di Indonesia oleh bapak B.J Habibie (alm) ketika itu sudah terlukis di masa kini, sayangnya nasib si Gatotkaca sama dengan lukisan lainnya, tak ternilai harganya dan menjadi koleksi.

Tidak semua negara didunia mampu memproduksi pesawatnya sendiri dan Indonesia adalah salah satu negara yang mampu itu namun kenyataannya, walau sudah terlihat namun belum banyak  berbicara dikancah industri penerbangan internasional.

Jika Airbus terkenal dengan abjad 'A' nya dan Boeing dengan 'B' yang terpampang pada setiap produknya, mari kita banggakan dengan abjad 'N' ini yang berarti Nusantara.

Semoga Gatotkaca menjadi yang terakhir menjadi koleksi museum sebelum mempertunjukan kebolehannya dan sebagai karya anak Bangsa, harapan akan kelantangan Indonesia berbicara dalam kancah industri pesawat terbang sangat dinantikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun