Mohon tunggu...
Ahmad Aunullah
Ahmad Aunullah Mohon Tunggu... Konsultan - Pelaku Wisata

Pelaku wisata yang tidak suka berada indoor terlalu lama. Berkantor di Lombok, bertempat tinggal kebanyakaan di laut.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Aviasi dan Pariwisata

16 Juni 2021   11:33 Diperbarui: 16 Juni 2021   12:00 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada suatu kejadian dialami tamu saya ketika mereka harus segera kembali ke Jakarta dimana pesawat yang akan menerbangkan ke Lombok untuk penerbangan ke Jakarta dibatalkan dan tidak ada penerbangan pengganti sehingga harus melalui darat dari Sumbawa ke Lombok ketika sebelum adanya penerbangan reguler yang kini sudah tersedia.

Dan karena adanya kendala juga dalam perjalanan darat dari Sumbawa ke Lombok, mereka harus melakukan perubahan penerbangan ke Jakarta hingga 5 kali dan harus menginap lagi di Lombok.

Hal ini sangat tidak mendukung kebutuhan  tamu saya tersebut, tidak hanya terkendala dengan mobilitas saja tapi fleksibilitas.

Fleksibilitas di sini bisa berupa penambahan jadwal penerbangan reguler serta penyediaan penerbangan sewa atau charter.

Mungkin akan terdengar mahal akan tetapi bagi yang memang mengutamakan fleksibilitas maka tidak ada kata mahal, terlebih bila kita ingin merubah persepsi pengembangan pariwisata kita dari kuantitas ke kualitas.


Akses Udara Langsung

Dapat dikatakan bahwa di indonesia,  jalur-jalur penerbangan yang disediakan oleh maskapai baik itu maskapai legacy maupun LCC saat ini khususnya ke destinasi destinasi wisata masih terfokus pada kota-kota yang menjadi pintu gerbang ke destinasi wisata dan pada umumnya merupakan kota besar atau ibukota propinsi.

Sedangkan untuk mencapai ke destinasi wisata yang letaknya bukan di pusat propinsi maka harus ditempuh lagi dengan jalur darat atau laut dan ini menambah waktu tempuh para wisatawan.

Sebagai contoh untuk mencapai ke pulau-pulau kecil dan sedang yang begitu indah di lautan ini sangat sulit dijangkau dan harus dengan kapal yang membutuhkan berjam-jam untuk mencapainya.

Dan ketika wisatawan hanya memiliki waktu liburan  yang terbatas maka lamanya waktu untuk mencapai sebuah destinasi juga menjadi masalah karena pada dasarnya wisawatan ingin lebih lama disana dibanding waktu perjalanan kesana.

Contoh lain misalnya untuk mencapai atol Taka Bonerate menbutuhkan hampir setengah hari dari pulau Selayar yang sebelumnya harus dicapai dari Makassar dengan pesawat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun