Mohon tunggu...
Ahmad Aunullah
Ahmad Aunullah Mohon Tunggu... Konsultan - Pelaku Wisata

Pelaku wisata yang tidak suka berada indoor terlalu lama. Berkantor di Lombok, bertempat tinggal kebanyakaan di laut.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Boeing Sonic Cruiser yang Tidak Pernah Diproduksi

26 Januari 2021   18:39 Diperbarui: 26 Januari 2021   18:48 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada awal abad ke 21 dunia aviasi dihadapin sebuah realita dimana bandara menjadi kian padat dan biaya slot penerbangan pada bandara menjadi meningkat dan hal ini pastinya memberatkan para maskapai.

Salah satu solusinya adalah meningkatkan kapasitas pesawat sehingga dapat mengangkut lebih banyak penumpang dalam setiap penerbangan dan bisa di bilang lebih rendah biayanya daripada menambah slot penerbangan pada bandara yang harganya tinggi.

Dua pabrikan terbesar didunia yaitu Boeing dan Airbus memiliki 2 jawaban berbeda dari realita yang dihadapin oleh dunia penerbangan atas dasar perbedaan cara mereka melihat masa datang aviasi khususnya pada maskapai.

Point to Point vs Hub and Spoke

Untuk lebih mudah memahami perbedaanya mungkin bisa kita ilustrasikan pada 2 bandara dimana tingkat lalu lintas nya padat yaitu bandara JFK New York dan Heathrow London.

Koneksi antara dua bandara ini adalah jalur penerbangan point to point, paling tidak ini yang dilihat oleh pabrikan Airbus saat itu dalam melihat realitas dan memprediksi permintaan dalam dunia penerbangan.

Disisi lain, Boeing melihatnya bahwa dari jalur penerbangan ini tidak semua penumpang memiliki tujuan pada penerbangan ini, ada yang terbang dari kota lain di Amerika misalnya Washington DC dan ingin menuju ke kota Manchester di Inggris dimana karena tidak ada penerbangan langsung maka mereka terbang melalui jalur penerbangan ini.

Para penumpang ini mengikuti sistem Hub and Spoke dimana mereka harus terbang ke bandara penghubung (HUB) untuk dapat mencapai ke destinasi yang mereka tuju.

Dua solusi dari dua pabrikan pesawat terbesar di dunia menghasilkan desain pesawat yang berbeda pula, Airbus menjawabnya dengan membangun pesawat dengan kapasitas penumpang yang lebih banyak dari pesawat komersial yang sudah ada yaitu dengan pesawat Airbus A-380 Superjumbo.

Pihak Boeing menjawabnya dengan Boeing Sonic Cruiser pada awalnya sebelum akhirnya menjawabnya dengan pesawat Boeing 787 Dreamliner nya, pesawat Boeing Sonic Cruiser ini adalah bagian dari program Glacier yang dilakukan oleh pabrikan Boeing dalam menghadapi perkembangan dunia aviasi.

Sonic Cruiser dipercaya dapat memberikan penerbangan langsung dengan cepat serta dengan tingkat kenyamanan yang diinginkan oleh para air traveler.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun