Mohon tunggu...
Ahmad Aunullah
Ahmad Aunullah Mohon Tunggu... Konsultan - Pelaku Wisata

Pelaku wisata yang tidak suka berada indoor terlalu lama. Berkantor di Lombok, bertempat tinggal kebanyakaan di laut.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Membidik Wisatawan di Segmen Premium dan Mewah

6 November 2019   18:20 Diperbarui: 6 November 2019   18:28 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan mematok harga hingga U$ 18,000 per malam dengan kapasitas 14 orang tidak dapat dikatakan mahal apabila harga tersebut sudah termasuk layanan seperti jetski, alat snorkeling dan diving serta layanan lainnya seperti di hotel berkelas.

Bagaimana Membidik Wisatawan di Segmen Premium dan Mewah?
Wisatawan pada segmen mewah pada dasarnya tidak hanya menuntut pelayanan yang benar-benar mendekati kesempurnaan karena harus sesuai dengan apa yang mereka harapkan,  pilihan, dan preferensi, akan tetapi juga menuntut sebuah privasi disaat mereka menghabiskan waktu berlibur mereka, sebuah hal yang melekat di semua orang walau ada beberapa kita justru cenderung lebih suka untuk membuka privasi mereka.

Privasi bagi para selebriti atau wisatawan pada segmen premium atau mewah ini tidak lain adalah untuk mendapatkan kualitas waktu selama berlibur tanpa harus dijepret sana sini bila mereka selebriti, mereka menginginkan waktu yang sangat santai dan tidak mengharuskan mereka untuk tampil dengan cara dimana pada saat mereka berada di area publik. 

Privasi adalah sesuatu yang mewah nilai nya. Apabila seorang pelaku wisata sudah dapat menghargai privasi tamunya maka secara otomatis mereka dapat menjaga privasi tamu mereka. Menjaga privasi bukan berarti tidak menyapa mereka selama di tempat tersebut melainkan justru memberikan keleluasan kepada mereka untuk melakukan kegiatan yang diingingkan selama berlibur.

Cara lain untuk menjaga privasi adalah  untuk tidak mempublikasikan keberadaaan mereka tanpa diminta sekalipun, apabila pada akhirnya publik mengetahui, hal tersebut bukanlah dari pihak pelaku wisata sebagai sumbernya dan juga tidak akan memberikan informasi lanjut akan keberadaan mereka selama disana.

Seorang pemilik kapal pinisi yang berkebangsaan asing pada suatu kesempatan santai berbicara dengan saya di Serangan Bali mengatakan bahwa ketika seorang penyanyi rock terkenal naik ke kapal saat itu juga, dia baru mengetahui bahwa sosok penyanyi itu yang memesan karena sebelumya pihak yang memesan hanya mengatakan dia adalah seorang penyanyi terkenal tanpa menyebutkan nama dan selama dalam pelayaran tidak ada satupun crew kapal yang diperbolehkan untuk selfie dengan penyanyi rock tersebut. 

Apakah ini sebuah kesombongan ? bukan melainkan sebuah privasi yang perlu dihargai dan dijaga. Selain privasi, pelayanan yang prima serta destinasi adalah pertimbangan bagi wisatawan di segmen mewah berbeda dengan  premium yang hanya menutut kualitas layanan. 

Mewah dan Murah
Kata mewah dan murah menurut saya cenderung berkonotasi negatif karena bila kita mendengar mahal, saya berpikir itu 'overpriced' dan saat saya mendengar murah, saya berpikir kualitas nya rendah sehingga kita harus dapat menerapkan kata pada tempatnya yang benar dan sesuai.

Kemewahan dalam wisata memang akan selalu dipatok dengan harga tinggi tapi bukan berarti mahal tanpa melihat apa yang ada didalamnya dan kepada siapa kita tujukan kemawahan dalam wisata ini.

Target wisatawan di segmen mewah sudah jelas jauh lebih sedikit dari pada segmen premium dan umum,  namun wisatawan di segmen mewah tidak akan mengatakan mahal karena apa yang ada didalamnya sudah sesuai dengan harapan, pilihan dan preferensi mereka. 

Pariwisata adalah Dasar
Sebelumnya saya sudah mengatakan bahwa ada baiknya kita tidak terlalu disibukan dengan berapa jumlah tamu yang datang, walau itu penting akan tetapi kita juga perlu untuk meningkatkan kualitas pelayanan wisata kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun