Mohon tunggu...
Ahmad Zidni Nuuron Ala
Ahmad Zidni Nuuron Ala Mohon Tunggu... Mahasiswa - HI, SEMOGA BETAH

WELCOME

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Demi Demokrasi

7 Oktober 2021   08:20 Diperbarui: 7 Oktober 2021   08:25 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut seorang pengamat, sebaiknya kita mengandalkan orang-orang muda yang masih kuat dan bertenaga karena sebegitu banyaknya formulir yang harus dikerjakan. Itu sangat menguras tenaga dan konsentrasi yang diperlukan. Tugas dari KPPS sendiri bukan hanya soal pencoblosan semata.  Setiap formulir yang berbeda hanya dibedakan berupa logo yang berada di pojok formulir. 

Setiap formulir harus diisi dan yang susah dibedakan itu adalah formulir DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD kota dengan penerangan yang seadanya dengan keadaan lelah, dehidrasi, stress dan setiap formulir harus ditanda tangani kemudian bagian atas ada nomor TPS, kelurahan yang harus ditulis tangan dan setiap halaman ada bagian tersebut. Bagian yang nyebelin dan memuakkan adalah pada bagian tersebut. 

Belum sampai disitu, petugas KPPS juga harus menyortir karena harus dimasukkan ke amplop khusus kemudian disegel. Lalu banyak yang dimasukkan ke dalam kotak yang berbeda. Ada amplop yang harus dimasukkan ke dalam kotak, dan juga ada yang diluar kotak. Dilanjut harus dibawa ke kantor kelurahan.

Sesuai dengan slogan "the beauty of indonesian election", keindahan dan keluhuran pemilu Indonesia dan bagaimanapun perjuangan yang terasa sederhana seperti membawa kotak dan surat yang di dalamnya, tetapi surat yang ada dalam kotak itulah bentuk kehadiran negara dan juga penghargaan pada daulat. Walaupun rakyat satu orang dihargai satu suara untuk setiap jenis pemilu dan bisa dikatakan dignity atau harga diri kita dan seharusnya diapresiasi juga oleh pemerintah.

 Bayangkan, betapa lelahnya pahlawan demokrasi yang menjunjung tinggi LUBER JURDIL dan masih banyak di luaran sana yang masih saja menuduh banyaknya aksi kecurangan dalam pemilu tersebut. Dengan gaji setiap anggota KPPS berupa uang yang hanya Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah), dan itu belum dipotong pajak.

Abhan. (2019). Serial Evaluasi Penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019: Perihal Penyelenggara Pemilu (A. Perdana, Ed.). Jakarta: Bawaslu.

Mashabi, S. (2020, 10 22). Refleksi Pemilu 2019, Sebanyak 894 Petugas KPPS Meninggal Dunia. Diambil kembali dari kompas: https://nasional.kompas.com/read/2020/01/22/15460191/refleksi-pemilu-2019-sebanyak-894-petugas-kpps-meninggal-dunia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun