Sumber: Dok. Informasi Jadwal Bimbingan Proposal Tesis Pasca Ujian Proposal (UP) Tanggal 4 Sepetember 2025
Penjadwalan Terukur vs Rutinitas; Mana Mendorong Penyelesaian?
Oleh: A. Rusdiana
Semester ganjil tahun akademik 2025/2026 yang berlangsung 1 September hingga 29 Desember 2025 kembali membuka dinamika perkuliahan. Di tingkat S1, penulis mengampu Metode Penelitian, sementara di S2 mengajar Manajemen Sumber Daya Pendidikan serta Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Selain itu, kewajiban rutin bimbingan akademik juga menuntut dosen mendampingi mahasiswa dalam skripsi, tesis, dan disertasi.
Fenomena yang kerap muncul adalah bimbingan tesis yang diperlakukan hanya sebagai rutinitas administratif, bukan proses pembelajaran kaya refleksi. Temuan Irjen Kemdikbud bahkan menegaskan standar: bimbingan proposal minimal tiga kali, bimbingan tesis minimal delapan kali dengan catatan tertulis dan terdokumentasi. Artinya, bimbingan harus terjadwal, serius, dialogis, dan berorientasi pada penguasaan teori serta metode penelitian. Secara teoritik, penjadwalan terukur dapat dipahami melalui Job Demand--Job Resources Model, di mana tuntutan penelitian perlu diseimbangkan dengan dukungan sumber daya: dosen, laboratorium, dan akses jurnal. Wenger menekankan pentingnya community of practice, sedangkan Vygotsky menekankan pembelajaran sosial melalui interaksi. Prinsipnya jelas: suatu pekerjaan yang tidak dikerjakan oleh ahlinya menunggu kehancurannya. Karena itu, mind match antara dosen dan mahasiswa menjadi kunci.
Tulisan ini bertujuan menggali lima pilar pembelajaran dari praktik penjadwalan terukur dan target penguasaan sebagai solusi atas problem bimbingan tesis yang kerap hanya menjadi rutinitas. Berikut lima pilar Penjadwalan Terukur vs Rutinitas; Mana Mendorong Penguasaan?:
Pilar Pertama: Disiplin Jadwal; Bimbingan yang terjadwal melatih mahasiswa lebih disiplin, mengurangi kebiasaan menunda, serta memastikan proses berjalan sistematis. Dosen berperan menjaga ritme, mahasiswa berperan mempersiapkan diri. Di sini, prinsip integritas penting: dosen dan mahasiswa wajib mengacu pada aturan, termasuk menolak segala bentuk gratifikasi. Bimbingan bukan ruang transaksi, melainkan arena transformasi keilmuan. Kesabaran dan tawakal menjadi fondasi dosen dalam mengemban amanah. Liahat Jadwal Sehubungan dengan Dedline paling lambat harus Selesai Bimbingan tanggal 4 Oktober 2025, diberikan oleh prodi 1 Bulan;Â
Pilar Kedua: Target Penguasaan; Target utama bimbingan bukan sekadar menyelesaikan tulisan, melainkan menguasai metodologi, analisis data, dan argumentasi akademik. Mahasiswa yang hanya mengejar tanda tangan dosen kehilangan esensi. Target penguasaan memaksa proses lebih reflektif: memahami teori, menguji metode, serta mengaitkan temuan dengan konteks sosial.
Pilar Dukungan Sumber Daya; Prinsip job demand--job resources menegaskan, tuntutan akademik harus ditopang sumber daya memadai. Dosen menyediakan referensi, laboratorium memberi akses uji coba, perpustakaan dan jurnal memberi data. Tanpa dukungan ini, mahasiswa mudah frustrasi, dosen mudah jenuh. Sinergi dukungan membuat target penguasaan lebih realistis.
 Pilar Keempat: Dialogis dan Humanis; Bimbingan yang dialogis dan penuh kasih sayang menciptakan community of practice. Mahasiswa belajar menyampaikan ide secara terbuka, dosen melatih kepekaan metodologis sekaligus empati akademik. Relasi ini bukan hirarki satu arah, melainkan dialog dua arah yang menumbuhkan kepercayaan diri mahasiswa.