Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdi, Pendiri/Pembina YSDPAl-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat. Peraih Kontributor Terpopuler Tahun 2024 di Repositori UIN Bandung

"Kompasiana Best Fiction Award Explorer" 22/1/2025

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Strategi Integrasi Akademik; Beban atau Peluang?

27 September 2025   18:06 Diperbarui: 27 September 2025   18:06 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Perkuliahan Pertemuan Minggu ke-1: Tentang Tugas Harian Mahasiswa (Sabtu, 06 September 2025)

Strategi Integritas Akademik; Beban atau Peluang?

Oleh: A. Rusdiana

Perkuliahan semester Ganjil tahun akademik 2025/2026 telah dimulai pada 1 September 2025 hingga 19 Desember 2025. Di tingkat S1, penulis mengajar Metode Penelitian, sedangkan di S2 mengampu Manajemen Sumber Daya Pendidikan serta Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Dari ruang kuliah itu, satu isu kembali mencuat: bagaimana strategi menjaga integritas dalam beban akademik? Teori job demand dan job resources menekankan perlunya keseimbangan antara tuntutan kerja dan ketersediaan sumber daya. Wenger dengan konsep community of practice menunjukkan bahwa pembelajaran efektif tercapai melalui kolaborasi, bukan tekanan. Vygotsky dengan social learning theory juga mengingatkan bahwa pembelajaran adalah proses sosial.

Namun, kesenjangan tetap ada. Misalnya, mahasiswa dipaksa publikasi berbayar, sementara dosen hanya minta namanya dicantumkan. Atau, beban akademik diberikan tanpa memperhitungkan kesesuaian (mind match) antara kapasitas mahasiswa dan tuntutan dosen. Situasi ini menggeser integritas akademik menjadi beban. Tulisan ini mencoba menawarkan strategi agar beban akademik tidak menjadi tekanan, melainkan peluang. Berikul lima pilar Strategi Integritas Akademik; Beban atau Peluang:

Pilar Pertama: Keadilan dalam Pemberian Beban; Integritas pertama adalah keadilan. Mahasiswa tidak boleh dipaksa publikasi di jurnal berbayar, apalagi biaya sepenuhnya ditanggung sendiri sementara dosen sekadar numpang nama. Mahasiswa cukup diwajibkan memiliki satu publikasi Sinta 2 selama studi, bukan setiap mata kuliah. Dengan aturan yang realistis, kualitas terjaga tanpa memberatkan. Solusinya tampak pada gambar Tugas mahasiswa disetiap akhkir Materi/Part Bahan Ajar:

Sumber: Bahan Ajar Manajemen SDM Pendidikan Bab 1 Hal. 39
Sumber: Bahan Ajar Manajemen SDM Pendidikan Bab 1 Hal. 39

Pilar Kedua: Dorongan, Bukan Tekanan; Dosen berperan sebagai fasilitator, bukan penekan. Dorongan penelitian, pengabdian masyarakat, atau penulisan buku harus diberikan tanpa menambah beban finansial. Solusi kreatif yang bisa ditempuh adalah menulis esai di platform publik seperti Kompasiana dan Beritasdik. Menulis di sana membuat mahasiswa terbiasa mengekspresikan gagasan ilmiah dalam bahasa populer, sekaligus membangun branding akademik. Di Kompasiana bahkan ada peluang memperoleh imbalan finansial dari tulisan, sehingga publikasi berubah dari beban menjadi peluang nyata.

Pilar Ketiga: Objektivitas dalam Penilaian; Integritas juga menuntut objektivitas. Mahasiswa yang belum layak lulus dalam ujian harus dinyatakan demikian dengan jujur. Integritas diuji justru di sini: berani menolak kelulusan jika kualitas belum tercapai, meski berisiko tidak populer.

Pilar Keempat: Keaslian dan Anti-Plagiasi; Karya ilmiah mahasiswa harus dijaga keasliannya dengan cek turnitin maupun analisis berbasis AI. Plagiasi adalah bentuk pengkhianatan terhadap integritas. Mahasiswa yang terbiasa menulis di platform terbuka seperti Kompasiana akan lebih terlatih menghadirkan karya orisinal, karena publik bisa langsung menilai.

Pilar kelima: Spiritualitas dalam Tugas Akademik; Integritas juga memiliki dimensi spiritual. Baik dosen maupun mahasiswa menunaikan amanah akademik sebagai ibadah, bukan hanya kewajiban administratif. Dengan kesadaran ini, tantangan akademik dipandang sebagai jalan pembentukan karakter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun