Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdi, Pendiri/Pembina YSDPAl-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat. Peraih Kontributor Terpopuler Tahun 2024 di Repositori UIN Bandung

"Kompasiana Best Fiction Award Explorer" 22/1/2025

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tawakal Menyerahkan Hasil Tugas Harian; Ikhlas atau Keterpaksaan?

26 September 2025   16:54 Diperbarui: 26 September 2025   16:54 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Kiriman Kosma Mengirim Tugas Perkuliahan SIM-P Kls III/d  Pertemuan Minggu Ke-Empat Materi 3 Karakteritik SIM-Pendidikan --Hasil modifikasi (Jum'at 26 Sep 2025 Jam 06.50-10.10)

Tawakal Menyerahkan Hasil Tugas Harian; Tenang atau Keterpaksaan?

Oleh: A. Rusdiana

Semester ganjil tahun akademik 2025/2026 berlangsung sejak 1 September hingga 29 Desember 2025. Pada periode ini, perkuliahan berjalan dinamis: di S1 mengajarkan Metode Penelitian, di S2 mengampu Manajemen Sumber Daya Pendidikan serta Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Namun, di balik rutinitas akademik, muncul fenomena serius: temuan Inspektorat Jenderal (Irjen) terkait praktik gratifikasi. Beberapa mahasiswa terbiasa memberikan bingkisan usai ujian komprehensif, sementara dosen kadang tidak menolak. Notula rapat Prodi MPI S-2 pada 24 September 2025 menegaskan tindak lanjut: dosen harus disiplin, mahasiswa dilarang memberi dalam bentuk apa pun, demi menjaga integritas lembaga. Di sinilah konsep tawakal yang mendalam menemukan relevansinya. Dalam Islam, tawakal berarti menyerahkan hasil kepada Allah setelah ikhtiar maksimal. Dalam bahasa populer, trust the process. Dalam teori modern, sikap ini selaras dengan Job Demand--Job Resources Model yang menyeimbangkan beban dan sumber daya sehingga menghasilkan work engagement. Wenger melalui community of practice menekankan pentingnya konsistensi nilai dalam komunitas akademik. Vygotsky pun mengingatkan, pembelajaran bersifat sosial; sikap tawakal akan tercermin dalam budaya kolektif, bukan sekadar sikap individu.

Namun, masih terlihat gap: kualifikasi akademik tidak selalu selaras dengan "mind match". Ada dosen cerdas, tetapi kurang ikhlas menghadapi hasil; ada mahasiswa rajin, tetapi tidak siap menerima kegagalan. Artikel ini bertujuan menguraikan lima pilar pembelajaran dari prinsip tawakal yang mendalam: menyerahkan hasil sebagai pedoman akademik. Mari kita eksplorasi satu-persatu:

Pertama: Kesadaran bahwa Hasil di Luar Kendali;  Tawakal mengajarkan keterbatasan manusia. Dosen dapat menyiapkan materi terbaik, mahasiswa dapat belajar sungguh-sungguh, namun hasil ujian tidak sepenuhnya bisa diprediksi. Dengan kesadaran ini, sikap over control bisa dihindari. Tawakal membimbing dosen dan mahasiswa fokus pada proses, bukan terjebak pada hasil instan.

Kedua: Sabar dan Konsisten dalam Ikhtiar; Tawakal bukan alasan untuk bermalas-malasan. Sebaliknya, ia mengajarkan kesabaran dalam usaha. Mahasiswa yang berjuang menulis tesis menghadapi banyak revisi; dosen yang memeriksa ujian harus konsisten meski melelahkan. Sikap sabar inilah yang melahirkan ketenangan batin, sebab mereka tahu hasil akhirnya bukan wewenang manusia, melainkan Allah.

Ketiga: Integritas dalam Menolak Gratifikasi; Fenomena temuan Irjen menunjukkan betapa pentingnya tawakal. Dosen yang menolak bingkisan usai ujian bisa jadi dianggap "kurang menghargai" oleh sebagian mahasiswa. Namun, tawakal berarti yakin bahwa rezeki dan penghargaan datang dari Allah, bukan dari pemberian yang berpotensi melanggar aturan. Dengan demikian, tawakal melahirkan integritas: tidak mencari kepuasan instan, tetapi menjaga marwah akademik.

Keempat: Keikhlasan Menerima Konsekuensi; Tawakal mendidik hati untuk menerima kenyataan. Mahasiswa yang gagal ujian tidak boleh menyalahkan dosen, tetapi mengevaluasi dirinya. Dosen yang tegas menegakkan aturan harus siap menghadapi kritik. Inilah latihan keikhlasan: menyadari bahwa setiap konsekuensi adalah bagian dari proses pendidikan. Contoh Instruksi Harian...."Silahkan dengan Tertib Posting Laporan Sudah Sumbit LMS Tugas Part 3- CK-POSTER -Esai ke media Beritadisdik dan Kompasiana ditambah dengan Link Video (VODCAST) Presentasi Poster ....Bisa dimulai dari Kosma lalu ajak No 1 dan seterusmya." Lihat Gambar Tawakal Menyerahkan Hsil Tugas Harian; Tenang atau Wajah Keterpaksaan?

Sumber: Dokumen Kosma Mengirim Tugas Perkuliahan SIM-P Kls III/d  Pertemuan Minggu Ke-Empat Materi Karakteritik SIM-Pendidikan --Hasil modifikasi (Jum'at 26 Sep 2025 Jam 06.50-10.10)
Sumber: Dokumen Kosma Mengirim Tugas Perkuliahan SIM-P Kls III/d  Pertemuan Minggu Ke-Empat Materi Karakteritik SIM-Pendidikan --Hasil modifikasi (Jum'at 26 Sep 2025 Jam 06.50-10.10)

Kelima: Ketenangan dalam Menjaga Marwah Akademik; Dengan tawakal, lembaga pendidikan memperoleh ketenangan kolektif. Tidak ada lagi praktik gratifikasi yang mengganggu suasana akademik. Mahasiswa belajar bahwa nilai adalah buah usaha, bukan hasil kompromi. Dosen pun tenang mengajar tanpa beban "balas jasa." Ketenangan ini menjadi modal membangun branding akademik yang kuat dan dipercaya publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun