Mohon tunggu...
Ahmad RafiAthoillah
Ahmad RafiAthoillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa aktif UIN KH. ABDURRAHMAN WAHID. Saya memiliki ketrampilan problem solving serta tepat dalam mengambil keputusan. Saya memiliki sikap disiplin, jujur, dan suka belajar hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dilema Nasib Brand yang Dituduh Pro-Israel: Tantangan Reputasi dan Respons Publik

30 November 2023   01:31 Diperbarui: 30 November 2023   01:38 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam era globalisasi saat ini menjadikan pesatnya perkembangan dunia yang semakin terhubung dan berita tersebar dengan cepat, brand-brand di dunia perlu serius memandang isu-isu politik internasional sebagai salah satu bagian yang tak terpisahkan dari tantangan reputasi sebuah brand yang suatu saat dapat berada di ujung tanduk ketika terlibat dalam suatu masalah atau isu-isu politik yang kontroversial. 

Sejumlah brand global memahami sebuah situasi dimana diri mereka saat ini sedang terjebak dalam dilema yang kompleks, seperti dituduh atau dianggap bersikap pro-Israel, dan pada akhirnya saat ini mereka menghadapi tantangan besar untuk menjaga citra dan integritas mereka di mata publik yang semakin kritis. 

Adanya situasi tersebut, menjadikan adanya kerugian yang cukup mendalam yang dialami oleh beberapa brand yang dianggap pro-Israel. Bahkan, sebagian ada yang di blokir atau tidak diperjual belikan. Dengan adanya peristiwa seperti saat ini, para pemilik brand perlu memutar otak agar tingkat keuntungan mereka tetap stabil seperti sediakala.

Menghadapi Tudingan yang Menantang

Dalam beberapa waktu terakhir, brand-brand dunia telah menghadapi situasi yang cukup mendalam, dimana mereka mendapatkan tudingan bahkan tekanan yang teramat banyak terkait keterkaitan atau posisi mereka terhadap isu-isu politik di Timur Tengah. Israel-Palestina, menjadi salah satu konflik yang saat ini paling kompleks dan sensitif. Hal itu menciptakan situasi di mana sebuah brand atau merek dapat secara tidak sengaja terjebak dalam perdebatan politik yang berkepanjangan.

Kontroversi yang Membayangi

Isu Israel dan Palestina adalah salah satu isu geopolitik yang saat ini paling kontroversial dan mempunyai potensi yang dapat menjadikan pandangan masyarakat menjadi terpisah. Sebuah brand yang saat ini tengah terlibat dalam afiliasi dengan entitas atau individu yang "dianggap" mempunyai hubungan dengan negara Israel dapat secara tidak langsung membuat brand tersebut menjadi terlibat dalam perdebatan yang melibatkan isu politik dan ideologi yang saat ini tengah memanas.

Kontroversi ini sering kali membuat adanya ketegangan, seperti memberikan sebuah penilaian bagi para pemegang saham dan menjaga nama baik brand di mata publik. Sebuah brand yang dituduh memiliki sikap pro-Israel mungkin saat ini tengah menghadapi tantangan berupa pemboikotan atau kritik tajam dari kelompok atau individu yang menentang kebijakan Israel.

Respons Sebagai Kunci Kesuksesan

Untuk menghadapi tudingan atau kritik, adanya respons dari sebuah brand menjadi suatu hal yang sangat penting. Bagaimana brand tersebut merespons serta menjelaskan posisinya bisa menentukan arah selanjutnya. Diperlukan adanya respons yang cermat, transparan, dan juga diimbangi dengan tindakan konkrit, agar bisa membantu merek mengatasi dampak negatif pada citra mereka yang tengah buruk di mata publik.

Tantangan Komunikasi Publik dan Internal

Tak hanya masyarakat umum yang menjadi tokoh penting, tetapi brand atau merek juga harus mempertimbangkan adanya sebuah hubungan dengan pemangku kepentingan lainnya seperti pemasok, mitra bisnis, dan karyawan. Tantangan terbesarnya ialah menciptakan adanya pesan dan tindakan yang tidak hanya mampu memenuhi harapan para konsumen, namum juga men-support keseimbangan dan keadilan global.

Strategi Krisis yang Diperlukan

Brand yang saat ini masih terjebak dalam dilema ini harus benar-benar menyusun strategi krisis yang matang. Hal ini perlu melibatkan adanya identifikasi dan mitigasi risiko reputasi, penentuan framing pesan yang diinginkan, serta penguatan komitmen dari brand terhadap nilai-nilai fundamental mereka. Kesinambungan dan konsistensi dalam komunikasi menjadi tolak ukur untuk merangkai kembali kepercayaan dan dukungan dari publik.

Mengatasi Dilema dengan Bijak

Dalam mengatasi dilema ini, sebuah brand harus bisa membuktikan independensinya dan memperjelas nilai-nilai inti mereka kepada khalayak umum. Tidak cukup dengan hal itu, mereka juga perlu menjalin komunikasi terbuka dengan para konsumen, menjelaskan posisi mereka yang sebenarnya, serta memastikan bahwa tindakan mereka sesuai dengan nilai-nilai yang mereka anut. Untuk saat ini dilema ini tergolong sulit, dan juga dapat menjadi kesempatan bagi brand untuk merestorasi citra dan membuktikan komitmen mereka terhadap keadilan dan keseimbangan global.

Perlu adanya kebijaksanaan dan keberanian untuk mengelola nama baik sebuah brand ditengah isu-isu politik internasional yang tengah memanas. Dalam situasi ini, sebuah harus menjadi agen perubahan yang bijak serta mampu memberikan pembuktian bahwa mereka mampu membawa nilai positif ke dunia tanpa perlu terlibat dalam konflik politik yang rumit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun