Nama Gibran Rakabuming Raka kembali jadi sorotan publik. Bukan hanya karena posisinya di politik nasional, tapi juga karena hubungannya dengan isu-isu sosial yang menyentuh lapisan masyarakat kecil, termasuk pengemudi ojek online (ojol). Fenomena ini memunculkan perdebatan: apakah keberpihakan pada rakyat kecil benar-benar murni atau sekadar simbol politik?
Di era digital sekarang, narasi tentang relasi antara pemimpin muda dan komunitas ojol seringkali jadi bahan diskusi hangat. Bahkan, beberapa ulasan terbaru di PortalJatim24.com mengangkat sisi kontroversial ini, terutama ketika dukungan massa dianggap bisa jadi bagian dari strategi politik.
Tak bisa dipungkiri, ojol adalah representasi kelompok pekerja yang jumlahnya besar di perkotaan. Mereka kerap dijadikan wajah solidaritas rakyat kecil. Namun, keterlibatan ojol dalam isu politik juga memicu pertanyaan: sejauh mana kepentingan mereka benar-benar terakomodasi, atau justru hanya dijadikan alat legitimasi?
Perdebatan ini memperlihatkan betapa rapuhnya batas antara kepentingan politik dan keseharian masyarakat. Di satu sisi, ada peluang untuk memperkuat suara rakyat. Namun di sisi lain, risiko manipulasi narasi tidak bisa diabaikan.
Baca lebih lanjut soal kontroversi ini di sini:
Gibran, Ojol, dan Istana: Kontroversi Garda Indonesia
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI