Hindu
- Umumnya umat Hindu di Nusantara (Bali khususnya) tidak mengenal kuburan permanen, karena jenazah biasanya dikremasi dalam upacara Ngaben.
- Namun sebelum kremasi, jenazah bisa disemayamkan di setra (bahasa Bali, berarti kuburan sementara).
- Istilah Sanskerta: śmaśāna = tempat pembakaran mayat / krematorium tradisional.
Buddha
- Tradisi Buddha bervariasi: ada yang kremasi, ada yang dimakamkan.
- Istilah klasik: stūpa (biasanya untuk menyimpan relik, bukan makam umum).
- Di Tiongkok ada 塔林 (Tǎlín) = hutan pagoda, tempat biarawan dikremasi/dikubur dengan stupa kecil.
- Di Nusantara modern: Pemakaman Buddha atau krematorium.
Konghucu (China)
- 墓地 (Mùdì) = kuburan, tanah makam.
- 公墓 (Gōngmù) = pemakaman umum.
- 祖坟 (Zǔfén) = makam leluhur.
- Tradisi ziarah: Qingming (ziarah kubur).
Taoisme (China)
- Tao biasanya mengikuti tradisi Tionghoa umum:
- 阴宅 (Yīnzhái) = “rumah yin”, istilah Taois untuk makam (kebalikan dari 阳宅 (Yángzhái) = rumah orang hidup).
- 风水墓地 (Fēngshuǐ Mùdì) = makam dengan tata letak sesuai fengshui.
- Jadi istilahnya mirip Konghucu, hanya diberi nuansa Taois.
Istilah “Bong” dan “Benteng” memang sering dipakai di masyarakat (terutama di Jawa dan Sumatra) untuk menyebut makam orang Tionghoa. Penjelasannya begini:
Bong
- Kata “bong” berasal dari dialek Hokkian (墓仔 bông-á) yang berarti kuburan.
- Bentuk makam Tionghoa tradisional biasanya melengkung setengah lingkaran (seperti kursi atau pelukan naga) dengan batu nisan makam di tengah, lalu ada pagar kecil dari semen/batu.
- Makam ini dibangun permanen, besar dan biasanya ditata sesuai fengshui.
- Karena bentuknya unik, di Indonesia istilah “bong” jadi identik dengan makam Tionghoa.
Benteng
- Istilah “benteng” dipakai oleh orang lokal karena makam Tionghoa besar itu mirip benteng kecil: dikelilingi tembok semen/batu dan berbentuk setengah lingkaran.
- Jadi “benteng” sebenarnya istilah populer / bahasa sehari-hari, bukan istilah resmi dalam tradisi Tionghoa.
- Biasanya dipakai di kampung-kampung atau desa ketika menunjuk pemakaman Tionghoa.
Dalam peta-peta topografis Hindia Belanda (terutama keluaran Topographische Dienst dan instansi militer sipil lain sejak abad ke-19 hingga awal abad ke-20), pemakaman sering diberi tanda khusus sesuai agama atau komunitasnya. Hal ini penting bagi administrasi kolonial, sebab tiap agama/etnis biasanya memiliki tanah pemakaman sendiri. Secara umum tanda atau lambangnya di peta Hindia Belanda:
Pemakaman Islam
- Tidak menggunakan salib. Biasanya ditandai dengan bulan sabit kecil, kadang hanya ditulis Moorden / Moslim begraafplaats.
- Dalam beberapa peta awal, hanya ditulis kata Moorden (serapan dari bahasa Portugis mouro = Moor = Muslim).
- Bentuk tanda kadang berupa garis pagar kecil menyerupai petak tanah.
Pemakaman Kristen / Kerkhof (Belanda & Eropa)
- Umumnya diberi simbol salib kecil (†) atau persegi panjang dengan salib.
- Pada legenda peta sering tertulis Kerkhof, Europeesch Kerkhof, atau Christelijk Kerkhof.
- Warna biasanya hitam atau abu-abu.
Pemakaman Tionghoa (Chineesche begraafplaats / Boen Bio / Bong Pay)
- Biasanya ditandai dengan gundukan setengah lingkaran atau tapal kuda (melambangkan bentuk nisan tradisional Tionghoa).
- Dalam legenda sering tertulis Chineezen Kerkhof.
- Pada peta perkotaan, areanya luas dan ditandai seperti bukit dengan garis kontur kecil.