Bagaimana Ingin Menjadi Talent Unggul dalam Era Bonus Demografi 2030 ?
Oleh: Ahmad Rusdiana
Indonesia sedang bersiap menyongsong era bonus demografi yang diperkirakan akan mencapai puncaknya pada tahun 2030. Era ini ditandai dengan proporsi usia produktif (15-64 tahun) yang lebih besar dibandingkan usia non-produktif. Dalam konteks ini, menjadi seorang talent yang unggul sangat penting untuk mendukung perkembangan ekonomi dan sosial bangsa. Melansir Business Jargons, bahwa "Proses untuk menjadi talent yang baik melibatkan perencanaan diri, penciptaan daya tarik, seleksi diri, pengembangan, mempertahankan diri, dan mentransisi diri". Artikel ini akan mengulas bagaimana setiap tahap tersebut dapat diaplikasikan dalam konteks bonus demografi di Indonesia. Yu Kita kupas satu persatu: Â
Pertama: Perencanaan Diri (Planning); Langkah pertama dalam menjadi talent unggul adalah melakukan perencanaan diri secara sistematis. Di era bonus demografi, individu harus memahami potensi dan kelemahan diri mereka. Perencanaan ini mencakup pengembangan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja di masa depan. Di Indonesia, ini berarti fokus pada bidang-bidang yang akan tumbuh pesat seperti teknologi informasi, kesehatan, dan industri kreatif.
Kedua: Menciptakan Daya Tarik Diri (Attracting); Setelah merencanakan karir, langkah berikutnya adalah menciptakan daya tarik diri. Di sini, individu perlu mengembangkan kualifikasi dan keterampilan yang membuat mereka menonjol di pasar kerja. Misalnya, mengikuti pelatihan profesional, mendapatkan sertifikasi, dan membangun portofolio kerja yang solid. Hal ini bukan sekadar mempromosikan diri, tetapi menunjukkan kemampuan dan kinerja yang sesuai dengan standar industri yang tinggi.
Ketiga: Memilih Diri (Selecting); Memilih diri berarti mengambil keputusan strategis mengenai karir dan pengembangan profesional. Di era bonus demografi, penting bagi individu untuk mampu mengenali peluang dan memilih jalur karir yang tepat. Ini termasuk memilih industri yang sesuai dengan minat dan bakat, serta mengikuti tren pasar kerja yang berkembang.
Keempat: Mengembangkan Diri (Developing); Pengembangan diri adalah kunci untuk tetap relevan dan kompetitif. Individu harus terus-menerus memperbarui keterampilan dan pengetahuan mereka melalui pendidikan berkelanjutan dan pengalaman kerja. Dalam konteks Indonesia, dengan berkembangnya ekonomi digital dan industri 4.0, keterampilan dalam teknologi, manajemen, dan inovasi menjadi sangat penting.
Kelima: Mempertahankan Diri (Retaining); Mempertahankan diri berarti menjaga kualitas kinerja dan tetap terbuka terhadap kritik serta masukan. Dalam era bonus demografi, persaingan akan semakin ketat, sehingga individu harus mampu beradaptasi dan terus meningkatkan diri. Ini termasuk menjaga semangat kerja, etos kerja yang tinggi, dan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan.
Keenama: Mentransisi Diri (Transitioning); Tahap terakhir adalah mentransisi diri, yaitu kemampuan beradaptasi dengan perubahan dan mengambil peran baru sesuai kebutuhan. Ini sangat relevan dalam konteks bonus demografi, di mana dinamika pasar kerja akan berubah cepat. Kemampuan untuk beralih karir, mengambil tanggung jawab baru, dan belajar keterampilan baru akan menjadi keunggulan kompetitif yang penting.
Endingnya, menghadapi era bonus demografi 2030, menjadi talent yang unggul merupakan kunci untuk memaksimalkan potensi sumber daya manusia Indonesia. Melalui perencanaan diri, penciptaan daya tarik, seleksi, pengembangan, mempertahankan, dan mentransisi diri, individu dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada. Dengan demikian, Indonesia dapat mengoptimalkan manfaat dari bonus demografi dan mencapai kemajuan ekonomi serta sosial yang signifikan. Wallahu A'lam
Â