Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Pendidikan, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung- Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

Membaca dan Menulis Dengan Moto Belajar dan Mengabdi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Guru Profesional dalam Implentasi Kurikulum Merdeka, Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila Menuju Indonesia Emas 2045

18 Mei 2024   08:14 Diperbarui: 18 Mei 2024   08:15 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Quantum Book Tersedia di https://www.quantumbook.id/kurikulum-merdeka-dan-peran-gurunya

Peran Guru Profesional dalam Implementasikan Kurikulum Merdeka untuk Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila Menuju Indonesia Emas 2045

Oleh: Ahmad Rusdian

Implementasi Kurikulum Merdeka merupakan upaya strategis yang bertujuan untuk menghadapi tantangan global dan mempersiapkan generasi penerus Indonesia dengan keterampilan abad ke-21. Dalam konteks ini, peran guru profesional sangat penting dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Profil ini mencerminkan pelajar Indonesia yang memiliki kompetensi global dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Enam ciri utama Profil Pelajar Pancasila adalah beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia; berkebinekaan global; bergotong royong; mandiri; bernalar kritis; dan kreatif. Ketiga ciri utama tersebut diuraikan secara lugas dan komprehensif dalam konteks guru profesional dalam implementasi Kurikulum Merdeka menuju Indonesia Emas 2045. Dengan tidak menurangi nilai, bila diakumulasikan tugas guru profesinal menjadi tiga bagian:

Pertama: Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia; Guru profesional memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia kepada siswa. Melalui pendekatan yang holistik, guru tidak hanya mengajarkan aspek akademis tetapi juga mengintegrasikan nilai-nilai moral dan spiritual dalam setiap mata pelajaran. Contoh nyata dari implementasi ini adalah melalui kegiatan rutin seperti pembiasaan berdoa sebelum dan sesudah belajar, mengajarkan etika dan sopan santun, serta mengintegrasikan nilai-nilai agama dan moral dalam kurikulum. Guru juga harus menjadi teladan dalam berperilaku, sehingga siswa dapat meneladani sikap dan tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Kedua: Berkebinekaan Global; Di era globalisasi, kemampuan untuk memahami dan menghargai keberagaman budaya sangat penting. Guru profesional harus mampu mengajarkan nilai-nilai toleransi, inklusi, dan penghargaan terhadap perbedaan. Implementasi Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan bagi guru untuk mengembangkan materi yang relevan dengan konteks global. Guru dapat memanfaatkan teknologi dan sumber belajar yang beragam untuk memperkenalkan siswa pada budaya dan perspektif dari berbagai belahan dunia. Kegiatan seperti pertukaran pelajar, proyek kolaboratif dengan sekolah di luar negeri, dan penggunaan literatur internasional dapat memperkaya wawasan siswa dan menanamkan semangat kebinekaan global.


Ketiga: Bergotong Royong; Gotong royong merupakan nilai luhur yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia. Dalam konteks pendidikan, guru profesional harus mengajarkan pentingnya kerja sama dan saling membantu. Kurikulum Merdeka mendorong pembelajaran yang bersifat kolaboratif, di mana siswa diajak untuk bekerja dalam tim, mengembangkan proyek bersama, dan memecahkan masalah secara kolektif. Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa dalam proses kerja sama, memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk berkontribusi sesuai dengan kemampuannya. Pembelajaran berbasis proyek dan tugas kelompok adalah contoh metode yang efektif untuk mengajarkan nilai gotong royong.

Implementasi Kurikulum Merdeka dengan fokus pada Profil Pelajar Pancasila akan membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki karakter yang kuat. Guru profesional berperan sebagai agen perubahan yang memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila tertanam dalam setiap aspek pendidikan. Dengan demikian, diharapkan pada tahun 2045, Indonesia akan memiliki sumber daya manusia yang unggul, berdaya saing global, dan mampu membawa bangsa menuju kemajuan yang berkelanjutan. Pendidikan yang berakar pada nilai-nilai Pancasila akan menghasilkan generasi yang tidak hanya siap menghadapi tantangan global tetapi juga mampu menjaga identitas dan keutuhan bangsa.

Dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045, peran guru profesional dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sangatlah krusial. Dengan menanamkan nilai-nilai keimanan, kebinekaan global, dan gotong royong, guru membantu membentuk karakter pelajar yang kuat dan siap menghadapi masa depan. Hal ini sejalan dengan misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menciptakan pelajar sepanjang hayat yang berkompeten secara global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Dengan menanamkan nilai-nilai keimanan, kebinekaan global, dan gotong royong, guru membantu membentuk karakter pelajar yang kuat dan siap menghadapi masa depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun