Membagun Keterampilan Berbasis Proyek Dalam Implentasi Kurulum Merdeka Meunuju Indonesia Emas 2024
Transformasi Pendidikan di Era Society 5.0: Panduan untuk Guru Milenial" (Bagian II)Â
Oleh: Ahmad Rusdiana
Pendidikan di era Society 5.0 menekankan pentingnya keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif. Guru milenial memiliki peran krusial dalam mengimplementasikan model pembelajaran yang efektif dan relevan, salah satunya adalah Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning/PBL). Dalam konteks Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar, berikut adalah pengembangan tiga keterampilan utama melalui PBL dan relevansinya dengan praktik mengajar guru profesional.
Pertama: Keterampilan Berpikir Kritis; Keterampilan berpikir kritis sangat penting dalam membantu siswa menganalisis, mengevaluasi, dan menyintesis informasi. Dalam PBL, siswa diberikan proyek yang kompleks dan memerlukan pemecahan masalah yang mendalam. Guru profesional dalam Kurikulum Merdeka memfasilitasi proses ini dengan:
Membimbing Proses Analisis: Guru tidak hanya memberikan masalah tetapi juga membantu siswa memahami cara menganalisis masalah tersebut. Misalnya, proyek penelitian lingkungan hidup mengharuskan siswa menilai berbagai faktor penyebab polusi dan dampaknya.
Mendorong Pertanyaan Mendalam: Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis yang menantang asumsi dan informasi yang ada. Sebagai contoh, dalam proyek sejarah, siswa dapat diajak mempertanyakan motif di balik keputusan-keputusan historis tertentu.
Evaluasi Berbasis Bukti: Siswa diajarkan untuk membuat keputusan berdasarkan bukti yang telah mereka kumpulkan selama proyek berlangsung. Guru membantu mereka memahami pentingnya data yang valid dan analisis yang objektif.
Kedua: Keterampilan Kreatif; Kreativitas diperlukan untuk menghasilkan ide-ide baru dan solusi inovatif. PBL memberikan ruang bagi siswa untuk berpikir out-of-the-box dan menciptakan sesuatu yang unik. Dalam konteks Kurikulum Merdeka, guru profesional dapat mengembangkan keterampilan kreatif dengan:
Proyek Relevan dan Kontekstual: Memilih proyek yang relevan dengan kehidupan siswa dan tantangan global. Misalnya, proyek pembuatan kampanye sosial tentang kesehatan mental di media sosial yang mendorong siswa untuk menggunakan kreativitas dalam merancang pesan yang efektif.