Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Pendidikan, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung- Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

Membaca dan Menulis Dengan Moto Belajar dan Mengabdi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Transformasi Pendidikan di Era Digital: Tantatangan bagi Peran Guru dalam Implementasi Kurikulum Merdeka Menuju Indonesia Emas 2045

13 Mei 2024   21:22 Diperbarui: 13 Mei 2024   21:25 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dir.PM UNY. tersedia dalam https://drpm.uny.ac.id/berita/penguatan-resiliensi-untuk-perbaikan-mutu-sekolah-dasar-di-era-digital.html

Transformasi Pendidikan di Era Digital: Tantangan bagi Peran Guru dalam Implementasi Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar Menuju Indonesia Emas 2045

Oleh: Ahmad Rusdiana

Rendahnya mutu pendidikan madrasah secara umum ditandai dengan ketidakmampuan  lulusan  pendidikan  tersebut  untuk  berkompetensi dengan  para  lulusan lembaga  pendidikan  lain dalam memasuki jenjang pendidikan  umum baik nasional maupun internasional atau rendahnya pendidikan madrasah sering kali diukur dai nilai Ujian Nasional yang  masih  jauh  lebih  rendah  jika  dibanding  dengan  sekolah  lain  yang  setingkat.  Namun masih  rendahnya  daya  relevansi  program  pendidikan  di  madrasah  dengan  kebutuhan  dunia kerja  dan  pembangunan,  hal  ini  mengakibatkan  para  lulusan  lembaga  tersebut  tidak  siap dalam memasuki  dunia  kerja,  oleh  karenanya  membuat  para  lulusan  sering  kali  menjadi tenaga pengangguran.

Untuk  itu  mewujudkan  pendidikan  madrasah  ayng  bermutu  memang  tidak  semudah membaliktelapak  tangan,  diperlukan  semangat  dan  kreativitas  yang  tinggi.  Ada beberapa langkah  yang  dapat  dilakukan  untuk  memperbaiki  kegiatan  belajar mengajar  di  madrasah yaitu    dengan    pembenahan kurikulum, peningkatan kualifikasi,    kompetensi dan profesionalisme  tenaga    kependidikan    sesuai  dengan   kebutuhan,    penetapan standar kelengkapan  dan  kualitas  sarana  dan  prasarana, pelaksanaan  program  peningkatan  mutu pendidikan  berbasis  sekolah  dan  penciptaan  iklim  dan  suasana  kompetitif  dan  kooperatif antar sekolah.

Resiliensi perlu dikuatkan untuk menghadapi berbagai tantangan zaman yang dinamis. Sekolah memerlukan resiliensi untuk memperbaiki dan mempertahankan mutu pembelajarannya di era digital.


Situasi seperti ini, tentunya membutuhkan guru yang berkompeten dalam rangka membekali peserta didiknya dengan kemampuan agar peserta didiknya mampu menghadapi dan melawan arus yang sedang terjadi dan terus berubah di era digital ini (Akbar A & Noviani N, 2019:22).  Dalam menghadapi perbaikan mutu pendidikan di era digital, guru memang dihadapkan pada berbagai tantangan yang kompleks. Mari kita bahas tiga tantangan utama yang harus dihadapi guru dalam konteks implementasi Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar:

Pertama: Perkembangan Teknologi dan Informasi yang Pesat: Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat telah mengubah lanskap pendidikan secara signifikan. Guru harus mampu mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran agar tetap relevan dan efektif. Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar menuntut pendekatan yang inovatif dan adaptif terhadap teknologi. Guru perlu terus mengembangkan keterampilan digital mereka, seperti penguasaan atas platform pembelajaran daring, penggunaan aplikasi pendidikan, dan pemanfaatan media sosial untuk meningkatkan interaksi dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Selain itu, guru juga perlu memastikan bahwa penggunaan teknologi dalam pembelajaran tidak hanya memperkuat aspek kognitif, tetapi juga aspek sosial, emosional, dan etika digital.

Kedua: Penurunan Tingkah Laku, Moral, dan Adab: Tantangan lain yang dihadapi guru adalah penurunan tingkah laku, moral, dan adab di kalangan siswa. Perubahan budaya dan nilai-nilai sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat mempengaruhi perilaku siswa di sekolah. Guru sebagai agen pembentuk karakter dan moral memiliki peran penting dalam mengatasi tantangan ini. Implementasi Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar memungkinkan guru untuk lebih fleksibel dalam menyusun program pembelajaran yang tidak hanya fokus pada aspek akademis, tetapi juga pengembangan karakter. Guru dapat mengintegrasikan nilai-nilai moral dan etika dalam setiap kegiatan pembelajaran, serta membangun lingkungan kelas yang mempromosikan sikap saling menghormati, bertanggung jawab, dan peduli terhadap sesama.

Ketiga: Maraknya Kriminalitas, Kekerasan, Pengangguran, dan Kemiskinan: Guru juga dihadapkan pada tantangan yang berkaitan dengan maraknya kriminalitas, kekerasan, serta peningkatan angka pengangguran dan kemiskinan di masyarakat. Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar menekankan pentingnya pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan pembangunan sosial. Guru perlu memastikan bahwa pembelajaran tidak hanya berorientasi pada akademik, tetapi juga mempersiapkan siswa untuk menjadi individu yang tangguh dan mampu berkontribusi positif dalam masyarakat. Hal ini dapat dilakukan melalui pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti keterampilan kolaborasi, kritis, kreatif, dan komunikasi, serta pembekalan pada bidang-bidang keahlian yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

Dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut, guru perlu memperkuat profesionalisme mereka melalui pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan, serta kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk sesama guru, orang tua, komunitas, dan dunia industri. Dengan demikian, guru dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam meningkatkan mutu pendidikan di era digital dan menghasilkan generasi yang siap menghadapi tantangan zaman yang dinamis. Wallahu A'lam Bishowab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun