2. Pelaksanaan Aksi
Pelaksanaan menerjemahkan rencana ke dalam kegiatan nyata, dengan guru sebagai fasilitator, motivator, dan penghubung antara anak, orang tua, dan teknologi. Terdapat tiga rangkaian kegiatan utama: pengenalan Reog, kreasi seni dari bahan alam dan gerak dasar, serta eksplorasi AI.
- Kegiatan Awal: Pengenalan Reog, Guru menampilkan gambar atau boneka Reog sebagai pemantik. Anak mengamati bentuk dan warna khas Reog, lalu menirukan suara musik pengiring dengan tepuk tangan atau kentongan. Kegiatan ini melatih observasi (mindful), mengenalkan makna budaya (meaningful), dan menciptakan suasana ceria (joyful).
- Kegiatan Inti: Kreasi Miniatur Reog, Anak membuat miniatur Reog menggunakan daun, ranting, bunga, dan biji-bijian. Mereka diajak memperhatikan tekstur serta aroma bahan (mindful), memahami bahwa bahan berasal dari lingkungan sekitar (meaningful), dan bebas berkreasi sesuai imajinasi (joyful). Interaksi sosial saat berbagi ide memperkuat kerja sama dan komunikasi (Vygotsky, 1978).
- Kegiatan Inti: Gerak Dasar Reog, Guru memperkenalkan gerakan sederhana sesuai kemampuan anak, misalnya mengepak tangan seperti bulu merak. Anak belajar menyesuaikan gerakan dengan irama musik (mindful), memahami makna simbolik gerak (meaningful), dan melakukannya dalam suasana riang (joyful).
- Kegiatan Inti: Eksplorasi Craiyon AI, Anak mencoba membuat gambar digital dengan perintah sederhana, misalnya "Reog berwarna pelangi." Anak diajak memahami hubungan kata dengan visual (mindful), menyadari bahwa teknologi dapat melestarikan budaya (meaningful), dan merasakan kegembiraan melihat hasil unik di layar (joyful).
- Kegiatan Inti: Eksplorasi Pixverse, Gambar statis Reog diubah menjadi animasi. Anak memperhatikan detail gerak (mindful), memahami bahwa karya bisa menjadi media bercerita (meaningful), dan merasa takjub saat melihat animasi bergerak (joyful).
- Kegiatan Akhir: Refleksi Anak, Anak duduk melingkar untuk menceritakan pengalaman, kesulitan, dan hal baru yang dipelajari. Refleksi menumbuhkan kesadaran proses (mindful), memperdalam makna budaya dan teknologi (meaningful), serta menutup kegiatan dengan suasana bangga dan gembira (joyful).
3. Pendampingan Orang Tua
Orang tua dilibatkan melalui sosialisasi, pendampingan gawai di rumah, dan komunikasi dua arah melalui grup WhatsApp maupun pertemuan rutin. Orang tua diajak merefleksikan pola penggunaan gawai (mindful), menghubungkan karya anak dengan pengalaman nyata, seperti menonton pertunjukan Reog (meaningful), serta menciptakan kebersamaan yang menyenangkan bersama anak (joyful)
4. Diseminasi Praktik Baik
Guru membagikan praktik baik melalui forum KKG PAUD dan media digital. Dokumentasi kegiatan dan karya anak dibagikan agar dapat ditiru guru lain. Praktik ini membuka wawasan sejawat tentang potensi AI (mindful), menekankan hubungan teknologi dengan budaya (meaningful), dan menunjukkan antusiasme anak (joyful).
5. Refleksi Aksi
Refleksi menunjukkan inovasi ini berhasil menjawab tantangan awal. Gawai berubah menjadi sarana belajar aktif, kreatif, dan edukatif; budaya lokal hadir dalam pembelajaran; dan anak belajar dengan penuh kegembiraan. Keterlibatan orang tua memperkuat kesinambungan pembelajaran, sementara diseminasi memperluas dampak ke komunitas guru.
Inovasi ini membuktikan bahwa AI dapat dipadukan dengan budaya lokal untuk membangun generasi kreatif, melek digital, sekaligus mencintai budaya bangsa.
Hasil (Result)
Inovasi pembelajaran berbasis Artificial Intelligence (AI) yang terintegrasi dengan budaya lokal Reog memberikan hasil yang signifikan terhadap perkembangan anak, keterlibatan orang tua, serta peningkatan profesionalisme guru. Dari sisi anak, inovasi ini berhasil mengubah pola penggunaan gawai yang sebelumnya cenderung pasif menjadi lebih aktif, kreatif, dan produktif. Anak-anak yang pada awalnya terbiasa menggunakan gawai hanya untuk menonton video atau bermain gim daring, kini mampu memanfaatkan gawai untuk kegiatan edukatif yang menyenangkan. Melalui Craiyon AI, anak dapat menuangkan imajinasi mereka dalam bentuk visual sederhana. Selanjutnya, dengan aplikasi Pixverse, anak melihat bagaimana gambar tersebut dapat bergerak menjadi animasi. Pengalaman ini menumbuhkan rasa ingin tahu, kreativitas, serta pemahaman baru bahwa teknologi dapat menjadi sarana belajar dan berkarya, bukan sekadar hiburan. Selain aspek kognitif, anak juga mengalami perkembangan pada ranah afektif dan psikomotorik. Kegiatan membuat topeng Reog dari bahan alam melatih motorik halus sekaligus mengembangkan apresiasi terhadap seni dan budaya lokal. Anak-anak menunjukkan kebanggaan saat karya mereka dipamerkan di kelas maupun didokumentasikan oleh guru. Pada saat yang sama, pengenalan gerak dasar Reog melalui permainan menari sederhana mampu meningkatkan keterampilan motorik kasar, rasa percaya diri, serta kebersamaan di antara anak. Dengan demikian, hasil pembelajaran ini sesuai dengan prinsip Mindful Learning karena anak belajar menggunakan gawai secara sadar dan terarah, Meaningful Learning karena kegiatan terkait langsung dengan pengalaman nyata serta budaya lokal, dan Joyful Learning karena seluruh proses berlangsung menyenangkan, penuh antusiasme, dan sesuai dunia bermain anak.