Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya mahasiswa semester 07 prodi PIAUD fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Sunan Giri (INSURI) Ponorogo. Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Merajut Budaya Lewat AI: Inovasi Pembelajaran Bermakna di PAUD

27 September 2025   06:33 Diperbarui: 27 September 2025   07:01 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sites.google.com/admin.paud.belajar.id/sri-rahayu/Game PAUD Reog Smart

Dari sisi orang tua, inovasi ini membawa dampak positif terhadap keterlibatan mereka dalam proses pendidikan anak. Melalui sosialisasi dan pendampingan, orang tua mulai memahami pentingnya mengarahkan penggunaan gawai di rumah agar lebih bermanfaat. Banyak orang tua yang awalnya merasa cemas dengan kebiasaan anak menggunakan gawai, kini lebih tenang karena melihat perubahan nyata pada anak. Mereka mulai mendampingi anak saat mencoba aplikasi AI di rumah, berbagi cerita masa kecil tentang pertunjukan Reog, serta mendokumentasikan karya anak untuk dibagikan dalam forum komunikasi sekolah. Keterlibatan aktif ini memperkuat hubungan antara sekolah dan keluarga, serta menjadikan proses pembelajaran lebih berkelanjutan di luar kelas. Bagi guru, inovasi ini menjadi pengalaman berharga sekaligus meningkatkan kapasitas profesional. Pemanfaatan teknologi AI dalam konteks PAUD terbukti tidak serumit yang dibayangkan, melainkan dapat disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Guru merasa lebih percaya diri dalam memadukan teknologi modern dengan budaya lokal sebagai bahan ajar. Selain itu, melalui kegiatan diseminasi kepada rekan sejawat, praktik baik ini mendapat apresiasi positif. Banyak guru PAUD lain yang terinspirasi untuk mencoba pendekatan serupa dalam kelas mereka. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi tidak hanya berdampak pada satu kelas, tetapi juga berpotensi menyebar lebih luas di komunitas guru.

Secara keseluruhan, hasil inovasi ini dapat disimpulkan dalam beberapa hal penting. Pertama, anak mampu menggunakan gawai secara lebih bijak dan produktif, dengan pengalaman belajar yang kreatif, bermakna, dan menyenangkan. Kedua, orang tua terlibat aktif dalam mendampingi anak, sehingga tercipta sinergi yang baik antara sekolah dan keluarga. Ketiga, guru memperoleh wawasan baru serta kepercayaan diri dalam mengintegrasikan AI dengan budaya lokal. Keempat, budaya Reog sebagai warisan daerah kembali dikenalkan dengan cara yang kontekstual dan relevan bagi anak usia dini. Dengan demikian, inovasi pembelajaran berbasis AI dan budaya lokal Reog ini terbukti mampu menjawab tantangan zaman, yakni bagaimana memanfaatkan teknologi digital secara positif sekaligus menanamkan kecintaan terhadap budaya bangsa sejak usia dini.

PENUTUP

1 Kesimpulan

Inovasi pembelajaran berbasis Artificial Intelligence (AI) yang dipadukan dengan budaya lokal Reog Ponorogo terbukti mampu memberikan dampak positif bagi pendidikan anak usia dini. Penggunaan gawai yang sebelumnya pasif bertransformasi menjadi aktivitas aktif, kreatif, dan edukatif. Anak-anak tidak hanya menggunakan teknologi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana bereksplorasi, berkarya, dan belajar dengan cara yang menyenangkan. Integrasi budaya Reog menjadikan pembelajaran lebih kontekstual, bermakna, sekaligus menanamkan nilai keberanian, kreativitas, dan kebersamaan. Selain itu, keterlibatan orang tua memperkuat kesinambungan pembelajaran di rumah, sementara guru, anak, dan keluarga terjalin dalam kolaborasi yang mendukung perkembangan anak secara optimal. Melalui diseminasi kepada rekan sejawat, praktik baik ini juga berpotensi diadaptasi secara lebih luas. Penerapan prinsip Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning dalam setiap tahapan kegiatan menjadikan inovasi ini relevan dengan kebutuhan anak di era digital sekaligus tetap berakar pada budaya bangsa.

2 Saran

Agar inovasi ini semakin berdampak, terdapat beberapa saran yang perlu diperhatikan:

  • Guru PAUD perlu terus berinovasi memanfaatkan teknologi digital, khususnya AI, dengan menyesuaikan pada tahap perkembangan anak serta mengintegrasikan kearifan lokal.
  • Orang Tua diharapkan mendampingi penggunaan gawai di rumah secara positif, bukan dengan pembatasan kaku, tetapi melalui kegiatan kreatif dan edukatif.
  • Lembaga PAUD disarankan mendukung inovasi dengan menyediakan pelatihan, sarana teknologi, dan ruang kolaborasi guru.
  • Pemangku Kebijakan dapat menjadikan praktik ini sebagai referensi dalam merumuskan kebijakan pendidikan anak usia dini berbasis teknologi yang ramah anak dan berorientasi pada pelestarian budaya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun