Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Makan Bergizi Gratis, Upaya Meningkatkan Gizi Anak yang Terkendala Masalah Keamanan Pangan

7 Mei 2025   14:54 Diperbarui: 8 Mei 2025   13:51 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi program Makan Bergizi Gratis, yang dimulai pada Januari 2025. (Foto: KOMPAS.COM/RASYID RIDHO)

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu inisiatif unggulan pemerintah yang telah berjalan selama empat bulan, dengan tujuan mulia meningkatkan kualitas gizi anak-anak Indonesia, khususnya kalangan pelajar. 

Melalui program ini, pemerintah berharap dapat menekan angka gizi buruk sekaligus berinvestasi pada pembangunan sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas di masa depan.

Tujuan dan Harapan Program MBG

Secara garis besar, program MBG ditujukan untuk memberikan akses makanan bergizi kepada siswa-siswa di seluruh Indonesia. 

Ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang pemerintah dalam memperbaiki status gizi anak dan meningkatkan kualitas pendidikan melalui pemenuhan kebutuhan dasar. 

Diharapkan, asupan makanan yang sehat dapat meningkatkan konsentrasi belajar, menurunkan angka absen karena sakit, dan mempercepat pertumbuhan serta perkembangan anak-anak Indonesia.

Ancaman Serius: Kasus Keracunan Makanan

Sayangnya, dalam implementasinya, program MBG menghadapi tantangan besar, terutama terkait keamanan pangan. Dalam beberapa bulan terakhir, tercatat sejumlah kasus keracunan makanan di berbagai daerah, seperti Cianjur, Tasikmalaya, dan Sumatera Selatan. 

Puluhan siswa dikabarkan mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan yang disediakan melalui program ini.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) menekankan bahwa meskipun kasus keracunan hanya mencakup sekitar 0,5% dari total penerima, setiap insiden harus diperlakukan dengan serius karena menyangkut kesehatan anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun