Mohon tunggu...
Ahlis Qoidah Noor
Ahlis Qoidah Noor Mohon Tunggu... Educator, Doctor, Author, Writer

trying new thing, loving challenge, finding lively life. My Email : aqhoin@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aroma Parfum Yuli

11 April 2025   08:54 Diperbarui: 11 April 2025   08:54 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Picture from Chat GPT

Usianya 42. Rambutnya selalu wangi, rapi dikuncir, dengan lipstik merah muda yang tak pernah gagal menyamarkan letih di wajahnya. Namanya Yuli Astuti. Salesgirl asuransi jiwa, rajin keliling kantor, kafe, bahkan warung kopi tempat para broker dan agen properti biasa berkumpul.Kulitnya kuning keputihan dan senyumnya nakal menggoda.Lirikan di sudut matanya mengundang para pria untuk datang. Roknya seksi di atas paha mempertontonkan kemolekan yang mulai pudar.

Dua anaknya duduk di bangku SMP dan SMA. Suaminya? Terbaring di kamar belakang, tubuhnya mengurus, paru-paru yang lemah tak mampu lagi melawan usia dan penyakit. Setiap pagi, Yuli menyuapi suaminya bubur, mengganti popok dewasa, mencium keningnya dengan lembut. Tapi hatinya? Telah lama terasa beku.

Awal tahun 2000 an , pas di ulang tahunnya ia bertemu Aldi saat mengisi seminar kecil di sebuah co-working space. Aldi, 36 tahun, manajer investasi, ganteng dengan senyum menggoda dan cincin kawin yang kadang sengaja dilepas. Awalnya hanya diskusi soal polis dan proteksi, tapi berlanjut jadi makan siang, kopi sore, lalu pesan-pesan larut malam yang makin lama makin panas.

"Yuli, kamu beda," kata Aldi suatu malam. "Kamu bikin aku lupa rumah."Ini adalah pengakuan sekaligus keterusterangan penghianatan.

Dan Yuli tertawa. Tawa yang bukan dari bahagia, tapi dari kegetiran yang ia sembunyikan. Di rumah, suaminya butuh biaya perawatan. Ia butuh pelampiasan. Aldi menawarkan pelarian. Dan dia butuh kasih sayang serta cuan, walau sedikit demi sedikit ia kumpulkan.

Hubungan mereka berlangsung tanpa jeda selama beberapa tahun di berbagai tempat sekehendak mereka. Yuli mulai berpakaian lebih mencolok, tertawa lebih keras saat di pertemuan broker, dan tak lagi merasa bersalah. Ini semua demi 'kewarasan', katanya dalam hati.

Namun di balik layar ponsel, ada mata lain yang mengamati.

Adalah Tania, istri Aldi. Wanita yang cerdas dan peka, mulai merasakan perubahan sikap suaminya. Wangi parfum wanita di mobil. Senyum yang terlalu cepat menghilang. Seringkali Aldi terlalu lama membalas pesan. Hingga suatu malam, Tania membeli nomor baru, dan mengirim pesan:

"Selamat malam. Saya tertarik dengan produk asuransi jiwa yang Ibu tawarkan. Bisa kita bertemu?"

Yuli menjawab cepat.

"Tentu, bisa , sayang, hari Kamis sore? Saya bisa datang ke tempat atau kita ketemu di kafe ?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun