Mohon tunggu...
Ahlan Mukhtari Soamole
Ahlan Mukhtari Soamole Mohon Tunggu... Ilmuwan - Menulis untuk menjadi manusia

Perjalanan hidup ibarat goresan tinta hitam yang mengaris di atas kertas maka jadilah penah dan kertas yang memberikan makna bagi kehidupan baik pada diri, sesama manusia dan semesta dan Ketekunan adalah modal keberhasilan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filosofi Teras, Menjawab Problematika Umat dan Bangsa Kontemporer

11 Februari 2019   16:32 Diperbarui: 11 Februari 2019   20:34 1137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar : doc Pribadi

Oleh : Ahlan Mukhtari Soamole*

Sebuah pathos (penderitaan kesakitan jiwa dan tubuh) akibat kita terlena dalam satu garis kehidupan hedonistik menggiring kehidupan pada kenikmatan yang dominatif tanpa adanya keberlangsungan suatu kesadaran bahwa begitu pentingnya peningkatan kualitas diri dalam memeroleh kebahagiaan, kebahagiaan berkeutamaan terhadap ilmu dan pengetahuan bagi filsofi Yunani keutamaan yang selalu dilekatkan yakni keutamaan intelektual dan etika. 

Tindakan manusia yang destruktif akibat munculnya keinginan besar di dalam diri apalagi keinginan itu bersifat menguasai kesenangan semu, memeroleh kuasa, harta, uang, wanita, seks, (disingkat uang)  akan menemui suatu kebuntuan dalam kemelaratan sehingga mudah menerima sikap yang negatif thingking mudah menuduh, memarahi dan sulit membuka diri menerima kondisi yang paripurna dan fleksibel ini.

Tantangan pada abad kontemporer ini bagaimana globalisasi yangs serba praktis dan mudah, keinginan yang sudah melampaui kebutuhan manusia menjadi boneka bahkan robot sekalipun, digerakan oleh perkembangan hasil teknologi mesin, terjebak dalam kemacetan mudah sakit akibat polusi dan sulit menghirup udara bebas.

Begitu pun terjebak pada aktivitas semu melebur dalam kegiatan hampa main facebook, whats up, instagram yang hanya mengisi waktu kosong membuat kita semakin terpuruk untuk menjangkau diri kita sendiri berarti mengenal jati diri dengan baik, bukankah proses mencari jati diri itu membutuhkan proses jalan kehidupan yang panjang penuh liku dan tantangan yang akan memfilterisasi kita dalam pergumulan manusia pilihan manusia yang menjadi manusia atau sebaliknya manusia yang tersistematisasi, termasifikasi dan dengan mudah disuap.

en.wikipedia.org
en.wikipedia.org
Dua orientasi yang semestinya kita temukan adalah mencari kebahagiaan dan meminimalisir kenikmatan (yang tendensi terhadap keinginan semata) kebahagiaan bersama diri, kebahagiaan bersama orang tua, kebahagiaan bersama Ilmu dan Pengetahuan, kebahagiaan bersama keluarga, kerabat kebahagiaan bersama Tuhan dan kebahagiaan bersama semesta. Semua diperoleh dengan tak mudah karena diperhadapkan suatu situasi destruktif apakah kita dengan mudah digoyah suatu keadaan yang menjebak atau kita menjadi merdeka dengan diri sendiri.

Kebahagiaan yang diupayakan ini membatasi keterpurukan pada sikap negatif kita dalam merespon setiap kondisi kehidupan yang melemah, sebagaimana kemiskinan, munculnya politik identitas, meluasnya hoax dan kepalsuan dan ketidakbahagiaan, era milineal ini begitu penting untuk disedari arah baru kehidupan yang lebih bermartabat sebagai peningkatan kualitas manusia yang autentik dan bermanfaaat.

Menemukan sebuah filsofi teras semstinya kita berawal dari ajaran transendensi atau merajut benang filsafat sebagai pelita kehidupan yang membawa pada jalan kebaikan, sebagaimana Filosofi Stoisisme yang tak lepas daripada ajaran-ajaran kemanusiaan masa  Sokrates, Aristokles (platon)  dan Sokrates yang menghidupkan manusia pada kehidupan yang selaras dengan logos semesta logos universal memeroleh kebahagiaan dan jauh dari sikap negatif, menurut wilkepedia Dalam aliran stoisisme terdapat beberapa pokok pikiran yang dapat dijelaskan menjadi 5 bagian. 

Pertama, Kaum Stoa menggabungkan ajaran filsuf kuno dengan pemikiran Plato dan Aristoteles dengan keyakinan besar bahwa mereka mengajarkan etos dan sikap baru yang mempunyai pengaruh mendalam terhadap etika.

Kedua, ideal Stoisisme adalah manusia bijaksana yang hidup selaras dengan Alam, mengendalikan afeksinya  menanggung pathos secara tenang dan sebagai tujuan kehidupannya ialah rasa puas dengan kebajikan sebagai satu-satunya sumber kebahagiaan. 

Ketiga, Allah adalah spesies jiwa dunia. Dia memiliki di dalam diriNya sendiri benih atau untuk setiap perkembangan sehingga setiap peristiwa seakan direncanakan dan menjadi akibat penyelenggaraan. 

Keempat, Stoisme bukan filsafat spekulatif dan sistematik melainkan pandangan tentang kehidupan secara mendalam memperhatikan emosi-emosi manusia. 

Kelima, anjuran kesamaan semua manusia merupakan karakteristik sebagaimana juga suatu kosmopolitanisme tertentu., dalam Islam sudah diajarkan tentang pentingnya kehidupan yang dilandasi kesabaran, kesyukuran, mengejar ilmu pengetahuan dan memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan bagi ummat dan bangsa, kehidupan yang baik kehidupan yang dilandasi nilai kebaikan.

Filsofi teras merupakan buku yang ditulis oleh Henry Manampiring diterbitkan pada tahun 2019 oleh penerbit Kompas, buku ini layak dibaca sebab penulis mengulas tentang paradigma kehidupan yang jauh dari emosional negatif berdasar teori Yunani Kuno-Romawi serta praktis berdasarkan riset kontemporer menjawab berbagai problematika manusia pada masa kini.

Judul Buku : Filosofi Teras : Filsafat Yunani-Romawi Kuno Untuk Mental Tangguh Masa Kini

No. ISBN

9786024125189

Penulis : Henry Manampiring

Tahun Terbit : 2019

Penerbit Kompas

*Penulis adalah Alumnus Universitas Karya Dharma Makassar/ Pegiat Belajar Filsafat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun