Mohon tunggu...
Antonius Hananta Danurdara
Antonius Hananta Danurdara Mohon Tunggu... Guru - Sedang Belajar Menulis

Antonius Hananta Danurdara, Kelahiran Kudus 1972. Pengajar Fisika di SMA Trinitas Bandung. Alumni USD. Menulis untuk mensyukuri kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mlaku Mlaku di Malioboro

19 Februari 2022   08:45 Diperbarui: 19 Februari 2022   09:25 1373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teras Malioboro 1: untuk memasukinya, anda harus scan barcode menggunakan PeduliLindungi dan cek suhu tangan (Dokumen Pribadi)

Mungkin akan lain cerita jika teknologi telepon genggam pintar telah membumi kala itu. Hasil jepretan langsung dinikmati, tidak perlu meng-afdruk film negatif.

Kami berhenti sejenak di depan Teras Malioboro 2 yang masih tutup. Memandang lokasi itu yang konon mampu menampung ribuan pedagang, saya pun tergelitik juga untuk menerka arah kebijakan penataan kawasan wisata Jalan Malioboro.

Pemerintah daerah melokalisasi para pedagang kaki lima (PKL) di dua tempat yang lebih representatif untuk menggelar dagangan. Saya menyakini pemindahan ini pasti telah melalui kajian yang mendalam dengan mempertimbangkan dinamika penjualan barang atau kuliner untuk setiap pedagang. Harapan yang sebaiknya segera mewujud adalah tempat baru harus lebih ngrejekeni (mendatangkan rejeki) bagi para pedagang.

Dalam kerangka berpikir positif, pemerintah daerah pasti telah memiliki strategi untuk menarik para wisatawan agar tergerak mampir di Teras Malioboro 1 dan 2. Poin-poin potensi yang mampu menggerakkan para pengagum Jogya untuk datang ke Teras Malioboro pastilah sudah ditangan para kreativis handal.  Semoga ide-ide kreatif tersebut menjadi sumur inspirasi pengambil kebijakan.

Berbagai acara Teras Malioboro secara serial siap digelar dan akan menampilkan keelokan Malioboro paska tereliminasi kesemrawutannya. 

Teras Malioboro 2: Hening menunggu dibuka (Dokumen Pribadi)
Teras Malioboro 2: Hening menunggu dibuka (Dokumen Pribadi)

Intinya, para penikmat Yogya yang mengunjungi kedua tempat itu diupayakan agar tidak merasa sia-sia. Setidaknya mereka tetap akan mendapatkan suguhan budaya santun bahkan visualisasi keutamaan adat Jawa-Yogyakarta yang dinampakkan dalam keseharian para pedagang.

Syukur-syukur pada akhirnya para wisatawan yang berkunjung rela berbagi rejeki untuk nglarisi dagangan atau kuliner yang dijajakan. Menepis slentingan, trend pandemi di tempat perbelanjaan: banyak orang berjubel datang, namun tidak ada pemasukan bagi para pedagang.

“Kita sama-sama berusaha menyukseskan program ini tidak hanya PKL, kami juga akan menopang … ,” demikian kata Sri Sultan selaku Gubernur DIY (baca lengkap di Kompas, 26/01/2022)

Rambu titik nol Malioboro, penanda arah jalan ke Stasiun Tugu dan Kraton Jogya (Dokumentasi Pribadi)
Rambu titik nol Malioboro, penanda arah jalan ke Stasiun Tugu dan Kraton Jogya (Dokumentasi Pribadi)

Dalam guyonan-kere bersama sahabat aseli Yogya, ”Wis pandemi rasah digagas, sing penting gembira, mlaku-mlaku ning Malioboro, atine digawa tentrem awake bakal sehat.” Begitulah ia menyemangati saya yang ketar-ketir karena derasnya hujan informasi Omicron. Apalagi terdengar kabar, sejumlah teman di dua-tiga komunitas perjumpaan yang ada di Bandung mulai terpapar virus tersebut.

Di titik nol Malioboro, cerita mlaku-mlaku ning Jogya saya akhiri.

13 Februari 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun