Mohon tunggu...
Antonius Hananta Danurdara
Antonius Hananta Danurdara Mohon Tunggu... Guru - Sedang Belajar Menulis

Antonius Hananta Danurdara, Kelahiran Kudus 1972. Pengajar Fisika di SMA Trinitas Bandung. Alumni USD. Menulis untuk mensyukuri kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Mengenang Belajar Merangkak hingga Muncak bersama Daihatsu Xenia

26 Desember 2021   09:29 Diperbarui: 27 Desember 2021   12:03 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pemandangan Gunung Bromo (sumber: Guntur-Kresno/Pexels)

Di usianya yang sudah tidak muda, Daki masih bisa digeber gaspol. Dengan dukungan body yang streamline, Xenia itu melaju lurus melesat seperti kilat. Dengan pertamax, getaran mesin akan terasa lebih tenang di perlintasan rata dan datar.

Tetapi memaksakan kehendak melajukan Daki dengan kecepatan tinggi sangatlah berbahaya. Apalagi karakter Daki sebenarnya ditujukan untuk mobil keluarga. Karakter tersebut haruslah diimbangi dengan sikap pengemudi yang rendah hati dan melindungi keluarga.

Berdasarkan pengalaman, sebaiknya mobil sekelas Daihatsu All New Xenia, dilenggangkan di kelajuan 60-80 km/jam. Mobil ini akan menghemat bahan bakar. Saat besar kecepatan mobil melebihi 100 km/jam, pasti akan lebih boros. Energi dari bahan bakar yang diubah menjadi energi gerak mobil akan semakin besar.

Jika untuk sekedar menaikkan adrenalin, meng-gaspol mobil keluarga tersebut adalah tindakan sia-sia, menghamburkan uang, membahayakan orang lain, dan membahayakan diri sendiri.

Penutup

Demikian cerita pengalaman kami akan Daki. Upaya untuk sabar, detail, dan terencana berbuah pada pilihan yang tidak disesali, yaitu Daihatsu All New Xenia Sporty 1300 cc. Kami pun bisa merawatnya di bengkel resmi dengan optimal. Pengeluaran atas jasa perbaikan dan biaya penggantian suku cadang masih dalam jangkauan untuk keluarga kami.

Kesederhanaan tampilan Daki dibanding mobil keluaran sekarang tidak membuat kami berkecil hati sebab ada cerita besar Daki yang telah membahagiakan kami sebagai keluarga.

Daki, sekarang, setelah 8 tahun (sumber: Hananta/pribadi)
Daki, sekarang, setelah 8 tahun (sumber: Hananta/pribadi)

Berkat Daki, kami mendapatkan 'ruang-komunikasi' antar anggota keluarga. Rasanya lebih sering kami mengambil keputusan bersama di dalam mobil daripada ketika berpencar di rumah.

Terima kasih kepada Daki yang merangkak mendaki tanjakan, melewati kelokan, dan 'muncak' dengan perkasa. Terima kasih kepada Daki yang memberikan kenyamanan dan keamanan menyelesaikan turunan, melaju di jalan bebas hambatan, mengantar kami sampai tujuan. Daki menjadi sahabat setia. Daki menjadi salah satu saksi syukur kami atas anugrah kehidupan dari Sang Penyelenggara Ilahi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun