Rintik-gerimis reda berganti kabut yang mulai menipis. Sambil menikmati dinginnya udara pagi, saya mencoba untuk berjalan ke sebelah sisi kanan jalan.
Di sela--sela pohon cemara, ternyata Mobil kami muncak. Awan-awan terlihat bergulung merona indah di bawah. Sebuah puncak bukit utuh terlihat di bawah kami dengan kontur yang samar. Kalau dibayang sekarang, kira - kira seperti melihat Bromo dari Pananjakan.
Sayang keindahan saat itu tidak terabadikan. Istri hanya sempat mendokumentasikan diriku dengan 'kekasih' baru keluarga kami, Daihatsu All New Xenia Sporty.Â
Tanjakan-tanjakan di pegunungan itu telah mewisuda saya menjadi pengemudi Xenia dengan pesan "berendah-hatilah selalu". Sunrise yang tersaji indah di sela- sela pepohonan seakan-akan meneguhkan, "Hudang! Lindungilah keluargamu."
Â
Kaki-kaki yang Kokoh, Suspensi yang Nyaman dan Rem yang Handal
Satu ujian bersama Xenia telah kami lalui. Ujian berikutnya membawa selamat keluarga turun dari puncak gunung melalui jalur balik gunung (utara) agar sampai ke Kota Kuningan.
GPS mengarahkan kami turun melewati punggung gunung. Kabut tebal menghalangi pandangan ke segala penjuru. Namun dari GPS kami tahu, kiri-kanan kami adalah jurang-curam yang tersamarkan oleh lebatnya pepohonan perdu.
Jalan tanah berbatu dan tidak rata di alam nyata merupakan tempat ujian kaki -kaki mobil, suspensi, dan rem yang sesungguhnya. Goncangan-goncangan karena roda menghantam keras bebatuan yang besar atau masuk 'cerukan' di perlintasan mirip offroad selalu kami rasakan tiap detiknya. Xenia dilajukan tak lebih 10 km/jam agar saat pengereman di turunan curam tidak terjadi slip.
Bagi saya yang mengalami langsung, Xenia kami telah lolos ujian itu.