Waktu sudah menunjukkan pukul 16:00 di hari Sabtu, 24 September 2022. Sebuah buku dengan sampul berwarna biru telur asin dengan tebal ratusan halaman itu diambil dan diletakkan di atas meja yang dikelilingi oleh empat orang.Â
Yang membawa buku itu kemudian membuka-buka buku tersebut sambil menjelaskan isinya yang bisa dimasukkan ke dalam situs web administrasi Desa Simoketawang. Beliau adalah Bapak Suyantok, pejabat Sekretaris Desa yang biasa dipanggil Pak Carik di Desa Simoketawang, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo.
Sambil membuka-buka buku tebal tersebut, beliau menyodorkan dan memberitahu empat orang tersebut bisa meminjam pulang buku itu untuk dijadikan referensi. Buku tebal itu adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa Simoketawang yang berisi banyak hal, termasuk data-data yang dibutuhkan empat orang itu, sebagai bagian dari sebuah tim, untuk dimasukkan ke situs web administrasi desa.Â
Tim tersebut memang membantu pemerintahan Desa Simoketawang untuk menata ulang konten situs web administrasi mereka. Ini merupakan salah satu kegiatan dalam program Matching Fund (MF) antara Desa Simoketawang dengan program studi Arsitektur Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Untag Surabaya) yang diketuai oleh Febby Rahmatullah Masruchin, S.T., M.T.
Tim tersebut beranggotakan lima mahasiswa dari prodi Teknik Informatika Untag Surabaya: Â Moch. Octa Venanda, Jessica Angelina Gatur, Alif Ramadhan Nur Ibrahim, Rifki Firmansyah, dan Leonardo Satria Putra Raja. Mereka dikoordinasikan oleh dosen dari prodi yang sama yaitu Agyl Ardi Rahmadi, S.Kom., M.A.
Kegiatan ini dilatarbelakangi kebutuhan terkait pemasaran digital untuk brand dan produk-produk dari Wisata Kampung Kelengkeng; yang dikelola oleh BUMDes Simodjojo Makmur milik Desa Simoketawang.Â
Berdasarkan penggalian kebutuhan yang dilakukan, ada tiga permasalahan dari Desa Simoketawang terkait pemanfaatan web dan media sosial, yaitu: 1) Situs web administrasi desa yang tidak aktif, 2) Belum adanya situs web khusus untuk promosi wisata desa, dan 3) Berbagai akun media sosial yang kurang dikenal dan tidak konsisten dari segi penamaan.Â
Semua ini bisa dirangkum ke satu masalah bahwa online presence dari Desa Simoketawang yang tidak kuat dalam hasil pencarian di internet utamanya karena ketiadaan situs web resmi untuk promosi wisata Desa Simoketawang.
Karena itu pelatihan pengelolaan situs web juga diberikan ke Karang Taruna Desa Simoketawang yang berkontribusi pada pengelolaan situs web dan media sosial kedepannya.
Secara teknis, pengembangan situs web tersebut diawali dengan proses desain di aplikasi Figma, yang kemudian diimplementasikan menggunakan Content Management System (CMS) Wordpress dengan Elementor.
 Selain itu telah dilakukan penataan ulang konten situs web administrasi desa berbasis OpenSID yang bisa diakses melalui alamat http://simoketawang.desa.id/, dan juga penamaan ulang berbagai akun media sosial yang sudah pernah dibuat.
Untuk dua situs web tersebut juga telah dibuat buku panduan masing-masing yang akan dilatihkan ke para anggota Karang Taruna di Pendopo Balai Desa Simoketawang pada hari Minggu, 20 November 2022.Â
Harapannya pelatihan tersebut akan menambah kemandirian warga desa dalam mengelola sendiri situs web yang sudah dibuat. Sebagai tambahan, Promosi melalui akun influencer juga akan dilakukan pada penutupan program MF di desa Simoketawang pada 26 November 2022.
Dari hasil yang dicapai dan manfaat yang dirasakan, respon dari pihak desa sangat baik. Bapak Suyantok juga sempat menyampaikan bahwa beliau merasa sangat terbantu dengan berbagai kegiatan terkait pengembangan dan pengelolaan situs web dan media sosial milik desa. Bahkan beliau berharap pihak Untag Surabaya bisa terus membantu terkait pengelolaan dan pengembangan lebih lanjut situs web yang telah ada.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI