Mohon tunggu...
Mohamad Agus Yaman
Mohamad Agus Yaman Mohon Tunggu... Freelancer - Seniman

kreator Prov. Kep. Bangka Belitung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cintailah "Pulau Kecilku" Bangka Belitung

7 Oktober 2020   10:14 Diperbarui: 7 Oktober 2020   10:31 739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
perahu-perahu nelayan dipesisir pantai Bangka | dokpri

Pulau kecil tetanggaan dengan Palembang (Sumsel).

Pulau ini kurang dikenal sebelum menjadi Provinsi ke-31
-  Agus Yaman

Pulau Bangka terkenal dengan kekayaan sumber daya alamnya/penghasil bijih timah terbesar di Indonesia dan merupakan negara kedua eksportir timah terbesar di dunia mencapai 100.000 ton dan terus bertambah tiap tahun. Pulau terpencil ini hanya penghasil bijih timah yang menjadikannya balok-balok timah kemudian di ekspor, seharusnya pulau ini menjadi pulau terindah di dunia. 

Sedih? Tidak harus sedih, seharusnya saya tetap bangga dan tersenyum karena saya seorang seniman yang memiliki keinginan melestarikan seni budaya daerah, memberi tontonan kepada masyarakat bagaimana cara menjaga, melestarikan dan mengeploitasi secara seni pertunjukan tentang alam serta budaya pulau tercinta ini. Disini saya akan membahas kebudayaan yang ada di Bangka, etika masyarakatnya dan keindahan sosialnya.

Bukan rahasia lagi jika putra daerah harus  memperbagus/mempermanis/mempercantik cerita tentang daerahnya sendiri, seperti saya sekarang ini memperindah kisah-kisah daerah dan masyarakatnya.

Masyarakat Bangka walau berbeda agama dan kepercayaan, namun mereka hidup berdampingan, bahkan tempat peribadatan dan tempat tinggalnya juga bersebelahan seperti di kota Sungailiat, Belinyu, Mentok, Toboali, Koba dan sebagainya. Saat merayakan hari besar agama pun mereka akan saling berbagi. Seluruh Kabupaten kota tersebut masyarakatnya terkenal bersahaja, bersahabat, ramah dan selalu menawarkan senyum bila ada pelancong atau orang asing yang datang kedaerahnya, apalagi dengan sesamanya dan jika mereka bertemu dalam perjalanan menuju ke ladang/kebun, maka mereka akan saling menyapa, saling menanyakan kabar dan sebagainya.

Masyarakat Bangka terutama dipedesaan/diperkampungan sejak dulu sudah bekerja sebagai petani dan sebagian kecil nelayan, dan karena peradaban dan pembangunan di masa sekarang ini masyarakatnya sudah melebar menjadi pegawai swasta dan pegawai negri, walau demikian jiwa gotong royong turunan nenek moyangnya sangat tinggi, jiwa kebersamaan tidak perlu diragukan lagi, dapat dilihat dari upacara adat, upacara panen raya, perayaan hari-hari besar agama tahunan pada tiap desa/daerah dan di seluruh masyarakatnya selalu dirayakan dengan suka cita.

kebun lada yang masih bertahan dari dulu hingga sekarang | dokpri
kebun lada yang masih bertahan dari dulu hingga sekarang | dokpri

Di desa-desa maupun dusun-dusun inilah pertama-tama masyarakat yang telah menciptakan/memelihara kegiatan, kebiasaan dan benda-benda tradisional seperti; tarian, dincak (joget), upacara adat, olahraga tradisional, alat musik tradisional, perkakas dapur dan sebagainya yang erat dengan seni budaya masyarakat. Terpeliharanya kegiatan ini karena mereka telah iklas memeliharanya secara turun temurun sebagai pembelajaran generasi muda desa dan menanamkan sikap sopan santun penerus mereka. 

Kebiasaan atau upacara adat di tiap desa di Bangka pun beragam walau inti dari kegiatan itu adalah sama, yaitu; menjauhi/mengusir pengaruh yang buruk-buruk disertai doa-doa. Seperti halnya perayaan panen raya, mensyukuri berkah yang telah Tuhan berikan, dan pesta ini pasti diiringi upacara-upacara adat, mulai dari upacara adat nganggung, tolak bala, dan beragam upacara tolak bala lainnya, seperti; taber laut, taber hutan, taber kampung, serta taber sungai. Semua dilakukan dengan gotong royong. Tiap orang dalam daerah itu pasti memberi bantuan walau berupa sumbangan sukarela. Namun di masa sekarang ini, kegiatan taber sudah ditinggalkan sebagian masyarakat desa, terutama sekali taber sungai, karena sungai di Bangka sudah keruh, sudah hancur dibongkar oleh penambang-penambang timah ilegal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun