Mohon tunggu...
Rg Bagus Warsono
Rg Bagus Warsono Mohon Tunggu... Editor - Sastrawan

Rg.(Ronggo) Bagus Warsono lebih dikenal dengan Agus Warsono, SPd.MSi,dikenal sebagai sastrawan dan pelukis Indonesia. Lahir Tegal 29 Agustus 1965.Tinggal di Indramayu.Mengunjungi SDN Sindang II, SMP III Indramayu, SPGN Indramayu, (S1) STIA Jakarta , (S2) STIA Jakata. Tulisannya tersebar di berbagai media regional dan nasional. Redaktur Ayokesekolah.com.Pengalaman penulisan pernah menjadi wartawan Mingguan Pelajar, Gentra Pramuka, Rakyat Post, dan koresponden di beberapa media pendidikan nasional. Mendirikan Himpunan Masyarakat Gemar Membaca (HMGM) Indonesia. Tinggal di Indramayu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Membuka Tabir Kemeja Putih Lengan Panjang

16 Desember 2018   03:51 Diperbarui: 16 Desember 2018   04:00 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bagaimana penyair berusaha untuk dapat hadir dalam pemberitaan saat ini di Indonesia tergantung dari bagaimana penyair menempatkan diri mengisi karya sastranya dengan trend sepanjang kehidupan. Aruh sastra itu sesungguhnya adalah rekam sejarah dalam bahasa berbeda yang ditulis oleh sastrawan dalam bahasa sastra tersendiri di zamannya. Sebagai seorang pegiat sastra, membaca zaman, seperti juga dilakukan oleh sastrawan pada masa lalu yang menulis sejarah dalam bahasa sastra. 

Sastrawan punya gayanya tersendiri dalam merekam suasana, khususnya suasana di Indonesia.  Ia dapat membuat karya dengan jenis tersendiri sesuai dengan bidang masing-masing. Maka tak salah jika penulis menampilkan sekedar apa yang bisa ditulis dalam sumbangsihnya terhadap sastra Indonesia saat ini. Tentu saja kritik serta tantangan itu ada tetapi bukankah perbedaan itu harus dapat diterima bagi yang berjiwa demokratis. 

Penulis membaca dalam kaca mata penulis, bahwa ada zaman dimana kemeja putih lengan panjang menjadi disukai masyarakat secara nasional sebagai bentuk penampilan keraguan hati meneruskan reformasi apa tidak. Dimana 'baju siapa pun ingin ditampilkan kepa siapa pun agar terlihat 'putih dan 'bersih. 

Seperti halnya orang orang munafik dengan perkataannya. Ia tidak mengakui dasar negaranya sendiri, kemudian ia hidup di negeri orang, Di hati kecilnya ia merasakan keunggulan dasar negaranya sendiri yang memberi rasa aman dalam kebinnekaan, dibanding dasar negara lain yang ia rasakan di negri rantau.


Kemudian orang-rang munafik itu menggemborkan untuk memgingkari jasa-jasa para pejuangnya termasuk proklamator, namun tanpa sadar bajunya yang ia sukai adalah baju yang sudah melekat dengan sang proklamator yang ia gemborkan untuk diingkari.
Lalu pada sebagian pegawai negeri, mengingat otonomi daerah dipengaruhi oleh politik bupati atau walikota yang merupakan anggota partai, dengan lucunya di awal-awal presiden terpilih menjabat mereka mencibir dan bahkan menghina. Namun ketika presiden menerapakan kemeja putih lengan panjang sebagai salah saru baju seragam, mereka menyukainya.


Ada sebuah karakter negatif tanpa sadar terjadit di masyakarak kita. Dinamika orang yang tanpa berfikir tetapi mengikuti ajakan saja apa yang bersifat umum melalui sosial media, kemudian ia dalam prakteknya menjalani apa yang justru ditolaknya itu.
Kemunafikan itu diredam dengan sederhana yaitu  hanya baju putih lengan panjang. Ini makna simbolis, sebuah ajakan utuk perubahan mental. Walau kesucian yang diharapkan itu lahir bathin, namun setidaknya awal kecintaan dan penanaman itu dimulai dari hal-hal yang bersifat lahiriah.
Sejauh mana baju putih lengan panjang ini memiliki makna simbolis kejujuran bagi pemakainya, tergantung dari mental itu sendiri apakah didapat perubahan atau justru sebaliknya. Namun demikian Kemeja Putih Lengan Panjang ini sungguh sesuatu yang memiliki makna berarti termasuk antologi ini sebagai pencerah penyejuk hati semua pembaca budiman.

Berikut penulis hadirkan cuplikan puisi-puisinya agar dapat diapresiasi lebih : 

Nyolong Lukisan Presiden

Dullah, Basuki, Raden Saleh, Sujojono, dan Henkngatung
dipigura jati ukir Jepara
kawan presiden sesama pelukis negeri
dengan kavas tenda serdadu
melukis wajah perempuan
melukis payudara
gairah birahi kuda pejantan
memandang lama tak berkedip
dicengkeram tembok bata-malang
kapan kompi pasukan pengawal pesta
lengah oleh ciu , tayub, dan cerutu
nyolong lukisan presiden
Musik tetalu mengalun , tembang dandang gula lalu sinom
mabuk prajurit
lupa memeluk bedil
pigura lepas dinding istana
hanya nempel paku beton karatan
lukisan hilang digondol maling
sinden montok lunglai
susu ngalor ngidul
tembang ngawur semakin asyik
dini hari
maling melompat pagar
moncong bedil bingung siapa ditembak
umpat gamprat komandan jaga
lepas lencana istana!
Presiden tersenyum lalu tertawa
Kalian pengawal plagiat  seperti lukisan plagiat
siap !
lalu tercium asap kanvas dibakar.
Jakarta, 9 Desember 2015

Aku Senang Bangsamu Makan Mi Instan

Aku Senang Bangsamu Makan Mie Instan
Sampai kenyang dengan perutmu
tumbuh sejak masih di kandungan
kenal mie instan
asal kenyang menemani kesengsaraan
hingga menjelang habis sendok kehidupan
Aku senang bangsamu makan mie instan
dengan merk-merk pujaanmu dan promo halal dikonsumsi
tinggal pilih selera:
rasa goreng bebek atau sate babi
kaldu ayam kampung atau bakso sapi
sop anjing atau soto kerbau
pokoknya Aku senang
Aku senang tidurmu nyenyak penuh mie instan.
 (Bekasi, 23-08-17)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun