Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Petani Milenial dan Isu Ketahanan Pangan

7 November 2023   14:13 Diperbarui: 7 November 2023   20:52 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Produksi bawang merah  Kabupaten Sumenep. foto: kominfo jatim

Petani Andalan yang menjadi pelopor inovasi di bidang  pertanian tentunya. Yang berkontribusi aktif  dalam memberikan informasi terkait pertanian baik berupa inovasi atau aktivitas yang berdampak positif terhadap pembangunan pertanian.

Kami menempuh perjalanan daerah yang tidak sesuai "rute normal". Karena verifikasi lapangan yang kami lakukan ini juga harus menyesuaikan dengan jadwal kepala daerah.

Seperti saat kami menyelesaikan verifikasi lapangan ke Kabupaten Ngawi, harusnya bisa berlanjut ke Kota Madiun. Namun karena kesepakatan jadwal dengan kepala daerah yang sudah siap, kami pun harus mengunjungi Kabupaten Sumenep, kemudian kembali ke Blitar. Baru setelahnya ke Kota Madiun.

Tapi overall kami bersyukur dan plong. Tugas di semua daerah daerah yang masuk penilaian bisa dilakukan mulus. Semuanya sangat antusias menyambut kedatangan kami. Bukan cuma para birokrat, tapi juga masyarakatnya.

Penulis ikut menanam pohon alpukat di lahan peryanian di salah satu desa di Kota Madiun. foto: dpkp jatim 
Penulis ikut menanam pohon alpukat di lahan peryanian di salah satu desa di Kota Madiun. foto: dpkp jatim 
***

Saya dan juga tim penilai memberi perhatian besar kepada keberadaan petani milenel. Mereka sejatinya digadang-gadang menghidukan kegiatan produkti di di bidang pertanian.

Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi mengapa petani milenial sangat dibutuhkan. Pertama, kebutuhan akan regenerasi petani.

Problem ini dialami hampir semua petani di Indonesia. Rata-rata para petani sekarang usianya di atas 54 tahun. Bahkan tak sedikit yang bisa dianggap usia purna tugas alias berusia lanjut.

Mereka masih tetap bekerja karena anak-anaknya tidak mau melanjutkan kegiatannya di bidang pertanian. Emoh menjadi petani, begitu gampanganya.

Profesi petani, bagi mereka, dianggap kurang menjanjikan dari segi finansial. Mereka lebih memilih bekerja di bidang industri yang kemudian membuat mereka harus hijrah ke perkotaan.

Kedua, pemanfaatan teknologi pertanian. Mindset mayoritas petani kini masih menggunakan cara-cara konvensional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun