Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Muhammadiyah Dorong Lahirnya Museum Lokal di Level Provinsi

22 Agustus 2022   22:57 Diperbarui: 23 Agustus 2022   12:03 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Syafiq A. Mughni. foto: suaramuhammadiyah.id

Muhammadiyah menanamkan semangat kembali atau merujuk pada al-Qur'an dan Sunnah. Dalam hal kedua itu, Muhammadiyah menerima Sunnah Maqbulah karena sanadnya bisa dipercaya dan isinya logis dalam perspektif sejarah.

Belajar sunnah Nabi adalah belajar sejarah Nabi. Ini bermakna kewajiban bagi kita untuk berpikir kritis terhadap sumber sejarah, baik lisan, tulisan maupun artefak atau benda. Jika belum menguasai Ilmu Hadis atau Ilmu Sejarah, kita perlu bertanya kepada ahlinya dan berusaha berpikir rasional.

Dari itulah, muncul informasi yang harus kita yakini, kita ragukan, atau kita tolak. Serba menolak atau meragukan otentisitas masa lalu adalah sikap yang salah menurut perspektif ilmu pengetahuan.

 

Lalu, apa urgensinya merawat sejarah bagi Muhammadiyah?

Sejarah bukan saja memberikan pengetahuan tetapi juga inspirasi. Orang Muhammadiyah perlu memahami konteks situasi ketika momen-momen penting masa lalu terjadi. Apa yang menyebabkan keberhasilan atau kegagalan, kecepatan atau kelambanan perkembangan Muhammadiyah.

Orang juga akan memahami proses terbentuknya ruh perjuangan, ideologi gerakan, dan budaya organisasi dengan baik lewat bacaan sejarah. Itu semua terbangun lewat proses, bukan instan.

Lebih dari itu, banyak inspirasi yang bisa diperoleh dari pejuang-pejuang masa lalu. Warisan  yang dititipkan kepada generasi sekarang memberikan kesadaran pentingnya nilai-nilai kejuangan, keikhlasan, kejujuran, kesabaran, ketekunan dan kepiawaian para tokoh dalam mengelola organisasi.

Jejak sejarah Muhammadiyah di Tanah Air diyakini sangat banyak. Namun sampai sekarang belum terkodifikasi secara baik, pendapat Anda?

Data-data sejarah Muhammadiyah sangat banyak. Tim Museum Muhammadiyah telah mengumpulkan bahan-bahan penting yang merefleksikan dinamika Muhammadiyah. Bukan saja di tingkat pusat, tetapi juga di daerah-daerah. Dokumen foto-foto, surat-surat penting, tulisan cendekiawan dan ulama, serta benda-benda yang berserakan di banyak tempat, sudah mulai dilacak dan divisualisasikan dalam museum.

Setiap wilayah atau bahkan daerah seharusnya sedikit demi sedikit mulai menggarap proyek tersebut. Dalam masa sekarang, tentu saja itu tidak cukup. Dokumen-dokumen tersebut harus digitalisasi sehingga bisa diakses oleh setiap orang di mana pun dan kapan pun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun