Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Mus Mulyadi, The King of Keroncong, dan Kenangan Ngamen di Tunjungan

8 Februari 2021   21:22 Diperbarui: 9 Februari 2021   12:15 6741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyanyi keroncong Mus Mulyadi (Dok. Musica via kompas.com)

Ada banyak penyanyi keroncong di negeri ini. Tapi, bagi saya, yang fenomenal adalah Mus Mulyadi alias Cak Mus. Dia wafat pada 11 April 2019. Di usia 73 tahun.

Cak Mus dijuluki The King of Keroncong. Perjalanan karirnya sangat panjang. Dikenal sebagai penyanyi serba bisa. Di dekade 70-80-an, telah merilis 80 album keroncong. 

Tahun 2006, Cak Mus datang ke Surabaya. Mengisi acara "Konser Pulang Kampung" di Balai Pemuda. Selain Cak Mus, ada Arie Koesmiran, Ita Purnamasari, Mus Mujiono, Franky Sahilatua, dan Usman Bersaudara. 

Sebelum hari "H", saya ikut mendampingi latihan Cak Mus. Waktu itu, Sekira pukul 01.30 dini hari, taksi berhenti di depan rumah Baktiono (sekarang anggota DPRD Surabaya). Di rumah itu juga ada adiknya, Mus Mujiono, Budi Harijono (saat itu wakil ketua DPRD Surabaya), dan Nirwana Juda (saat itu kepala UPTD Balai Pemuda & GNI).

Latihan digelar Gereja Jemaat Kasih Allah di Jl Rangkah II, Surabaya. Lokasinya hanya berjarak dua rumah dari rumah Baktiono.

"Wah kesasar, Rek. Sampek takon ping pitu (Aduh nyasar. Sampai tanya tujuh kali)," kata Cak Mus, saat keluar dari balik pintu taksi.

"Lha, sampeyan dienteni wong akeh iki, nang di ae (Anda sudah ditunggu orang banyak, dari mana saja)," celetuk Nono, panggilan akrab Mus Mujiono.

"Iki mau onok tanggapan nang TVRI (Ini tadi mengisi acara di TVRI)," jawab Cak Mus.

"Ayok wis. Wis isuk iki (Ayo, sekarang sudah pagi)," Nono menimpali seraya menenteng gitar dan mengajak kakaknya menuju gereja untuk latihan.

Di gereja itu, sejumlah musisi Surabaya sudah stand by. Ketika Cak Mus datang mereka kompak bilang,"Lha.. iki lakone teko. (Ini orangnya yang ditunggu datang)."

Cak Mus pun tersenyum. Setelah mengambil kursi lipat, dia lantas meraih mik di atas panggung. Cak Mus memilih menyanyi sambil duduk. Dia minta intro lagu Rek Ayo Rek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun