Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Karma

21 Juni 2020   22:06 Diperbarui: 21 Juni 2020   22:08 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: www.remotivi.or.id

 

Gizka tak sedetik pun melepas pandangannya atas keriangan empat bocah yang bermain di depan rumahnya. Pagi itu, di taman kecil di kompleks perumahan padat huni. Wajah Gizka berbinar-binar. Kegusarannya sirna. Dari balik jendela, senyum Gizka melebar.

Keempat bocah tersebut berlari sambil tertawa terkekeh-kekeh. Mereka asyik menata kelereng. Suara mereka terdengar renyah. Celoteh mereka bersahut-sahutan. Jeritannya terasa nyaring. Lafalnya rata-rata cedal. 

Seorang bocah laki-laki, usianya tiga tahun. Dia masih asyik bercengkrama dengan tiga bocah lain. Bocah itu paling menyita perhatian Gizka. Jalannya yang tertatih-tatih, membuat batin Gizka terus bergumam, uhh.. betapa menggemaskan dia.

Ketika itu, sang bocah mengambil kelereng yang rontok dari saku celananya. Kedua tangannya lincah mengumpulkan kelereng-kelereng itu lagi. Dia harus naik turunkan tubuhnya bak bola karet.

Sesaat, kedua giginya mencuat indah. Dagunya ikut mengerucut. Bocah itu meringis tatkala kaki kanannya terselip kaki kirinya hingga terjatuh. Gizka seolah menyambut gembira geliat bocah itu. Bibirnya merapat gemas.

Gizka amat berhasrat memeluk dia. Menciumi pipi, dada, dan ketiaknya.

"Sungguh aku merasakan bau badannya dari ujung hidungku," degup batin Gizka merebak.

Desir pilu dalam dada tiba-tiba mendorong air matanya terus berkejaran membahasi pipinya. Gizka merasakan sangat emosional. Sesak terangkat sampai ke tenggorokan. Napasnya tersengal bak tertindih batu gunung yang masih panas.  

Kenapa dengan bocah itu? Ya, kenapa sampai menarik perhatian Gizka?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun