Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Cerita Pebisnis Clay yang Sukses Jualan Classic Bread

18 November 2019   14:33 Diperbarui: 20 November 2019   14:26 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monica Harijati Hariboentoro menjadi mentor pelatihan Pahlawan Ekonomi. foto: arya wiraraja

foto: dok Monica Harijati Hariboentoro
foto: dok Monica Harijati Hariboentoro
Di rumahnya Jalan Darmo Indah Selatan FF 26, Surabaya. Monica Harijati Hariboentoro tak punya peralatan lengkap membuat roti. Gak ada mixer. Hanya pemanggang roti kecil. Dia menguleni adonan roti dengan tangan.  Makanya, prosesnya menjadi lama. Saking sering menguleni, telunjuk dan jempol dia jadi kasar. Bahkan, beberapa kali tangannya keseleo.

Waktu yang lama tak membuat Monic harus memupuk kesabaran. Setelah matang, kue-kue diletakkan di piring.  Monic kemudian belajar memakai oven kecil ditaruh di atas kompor. Oven itu hanya dapat diisi empat roti. Jadi, kalau satu resep satu kg jadi 30 biji butuh waktu 2-3 jam.

Monic lantas memberanikan diri menjual kue buatannya. Hasilnya? Monic banjir kritikan. Ada yang bilang kuenya terlalu keras, kurang manis, kurang empuk dan sebagainya. Ketika tahu roti masih tersisa, Monic lantas mengobralnya. Harganya super murah: seribuan. "Itung-itung buat ganti ongkos produksi saja," katanya.

Monic mencoba berbagai resep. Membuat roti kemudian dicicipi. Hasilnya, lamat-lamat menjadi bagus. Rotinya empuk dan lezat. Ketika dilempar ke pasar, pembelinya mulai suka. Mayoritas pembeli berkomentar roti buatan Monic enak.

Enam bulan produksi, rupiah demi rupiah Monic kumpulkan. Monica kemudian membeli oven besar dari uang yang dikumpulkan setelah disisihkan buat ongkas produksi. Dengan oven ini, Monic makin produktif.  Ratusan roti diprodusi tiap harinya. Dia menyupalai 10 lapak di kawasan dekat rumahnya. Beberapa orang juga membeli roti buatannya untuk dijual lagi secara ecer.

Belakangan, Monic memilih memosisikan bisnis dengan membuat classic bread. Yang menggunakan sistem kuno. Di mana, tepung difermentasi dulu sebelum membuat adonan. Dan harus menggunakan sourdough (babon). Waktunya memang lebih lama. Untuk membuat 200 roti butuh waktu sekitar enam jam. Produknya dilabeli MJ Bakery.

Dari lapak kecil, roti buatan Monic menyasar beberapa gerai dan ritel modern. Ceritanya, Juni 2014, Pahlawan Ekonomi bekerja sama dengan salah satu perusahaan ritel di Indonesia. Melalui proses kurasi, ada 40 produk yang dijual di 4 ritel di Surabaya. Salah satu yang terpilih produk classic bread  buatan Monic.

 "Kalau sekarang roti saya diujikan dengan roti merek terkenal saya berani, karena hasilnya bagus," ujar Monica, optimistis.

Atas dedikasi dan prestasi, Monic berhasil menyabet Juara 1 Pahlawan Ekonomi Award 2012 Kategori Home Industry dan Best of The Best Home Industry Pahlawan Eknomi 2014.

***

Monica Harijati Hariboentoro mengisi kelas digital marketing. foto: arya wiraraja
Monica Harijati Hariboentoro mengisi kelas digital marketing. foto: arya wiraraja
Lama melakoni penjualan konvensional, Monica Harijati Hariboentoro merasa belum puas. Dia pun meluaskan jaringan pemasaran roti untuk meningkatkan omzet. Sebelumnya, ia mengandalkan penjualan offline. Ikut pameran, jualan di mal, dan mendekati komunitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun