Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Atletik Pilihan

Kisah Henny Maspaitella Ringkus Tiga Pencopet

3 September 2019   10:29 Diperbarui: 4 September 2019   12:46 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Henny Maspaitella.foto:medcom.id 

Merangkak dengan pasti. Di ajang nasional, Henny kembali menunjukkan keunggulannya. Dia melejit sebagai sprinter  nasional yang sangat ditakuti. Di setiap event nasional nama Henny pun mulai diperhitungkan. 

Deretan prestasi berhasil ia renggut. Henny Maspaitella adalah pemegang rekor lari 100 meter sejak 1985. Henny mencetak rekornas 100 meter di tahun 1985, catatan waktunya 11,62 detik. Baru pada tahun 1999, rekor Henny dipecahkan Irene Truitje Yoseph dengan waktu 11,56 detik.

Pengalaman internasional mulai dirambah. Yang membanggakan, Henny mendapat medali emas nomor lari 200 meter SEA Games X Jakarta. Saat itu usianya baru 14 tahun. Dan sejak itu Henny jadi langganan memperkuat tim nasional pada kejuaraan multi maupun single event internasional.

Apakah prestasinya itu suatu kebetulan? "Tidak," ucap Henny. "Kalau kebetulan, di nomor 100 meter saat itu saya meraih perunggu. Jadi, itu bukan suatu kebetulan," sambung wanita yang pernah berlatih di Jerman selama enam bulan ini.

Yang sangat mengejutkan, Henny berhasil mempecundangi ratu atletik Filipina, Lydia de Vega, yang sempat merajai dunia atletik pada beberapa SEA Games. Di tahun 1979, Henny merebut emas nomor 100 meter dengan waktu 12,31 detik, jauh di atas Lydia dengan waktu 12,46 detik. Di kejuaraan Asia Terbuka, 1981, ia menjuarai lari 100 dan 200 meter. 

Dari torehan prestasi tersebut, nama Henny makin melejit. Ia berhasil mencatatkan diri sebagai satu-satunya pelari Indonesia yang berhasil meraih emas SEA Games.

Tapi, sukses besar tersebut tidak ingin membuat Henny terlena. Apalagi besar kepala. "Orang tua saya menanamkan betul prinsip untuk menjadi manusia rendah hati. Boleh saja saya juara di lapangan, disanjung-sanjung. Tapi, kalau di rumah saya harus tahu diri. Saya tetap seorang anak yang harus ngepel, nyuci," tutur istri I Wayan Budi Astra, seorang atlet atletik nasional yang menikahinya tahun 1985.                    

***

Ada pengalaman seru yang sampai sekarang tak bisa dilupakan Henny Maspaitella. Suatu hari, ia pernah menangkap pencopet. Tiga pencopet sekaligus!

Ceritanya tahun 1998. Saat itu, Henny masih menjadi karyawati di Bank Dagang Negara di Jakarta. Pagi-pagi ia berangkat kerja naik bus tingkat. Namanya angkutan umum. Penumpangnya pasti berdesak-desakan. Henny memilih berdiri di dekat sopir. Dekat tangga bus. Kala itu, perasaan Henny tak enak. Beberapa orang memperhatikan dirinya. Selang beberapa saat, ada tiga atau empat orang yang sengaja memepet dirinya. Henny mulanya tak curiga orang-orang itu akan berbuat jahat.

Tiba-tiba, tubuh Henny ditubruk seseorang. Posturnya agak pendek dari dirinya, namun badannya lebih gemuk. Henny tersadar. Ia lalu melihat resleting tasnya terbuka. Ternyata, dompet di tasnya sudah digondol pencopet. Henny panik. Pandangannya langsung tertuju pada tiga orang tersebut. Apalagi kemudian ketiga orang yang dicurigai pencopet itu, bergegas turun dari bus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Atletik Selengkapnya
Lihat Atletik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun