Mohon tunggu...
wahyu herli agustridiyanto
wahyu herli agustridiyanto Mohon Tunggu... pegawai -

Pray dream learn and action

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Malaikat Dunia

23 Februari 2018   14:04 Diperbarui: 23 Februari 2018   14:09 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berdiri tegak melindungi, menaungi dan menafkai.

Keringat menetes bersama semangat dan harapan. 

Terlihat urat disekujur tangan dan kaki. 

Guratan tipis dikening bermahkota putih menjadi saksi waktu yang berlalu.

Derai ombak, hembusan angin, badai petir tak dihiraukan. 

Yang dipikirkan hanya setitik angan dan cita untuk orang yang menjadi naunganya.

Mendekap hangat, mengasihi dan mengajari
Sembilan bulan sepuluh hari tak berhenti menjaga buah hati. 

Menyusui menyuapi tanpa harap budi.

Setiap lisannya itulah doa. 

Setiap marahnya itulah sayangnya

 dan setiap tangisnya itulah neraka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun