Diplomasi Yasser Arafat bahkan sampai ke Negeri Paman Sam, Amerika Serikat saat Yasser Arafat untuk kedua kalinya menggelar perundingan dengan PM Yitzhak Rabin. Pada perundingan 28 September 1995 di Washington ini, wilayah otoritas Palestina diperluas ke Tepi Barat dan Jalur Gaza, serta diizinkannya penyelenggaraan pemilu di Palestina. Dua bulan pasca perundingan dengan PM Yitzhak Rabin di Washington, Yasser Arafat mengunjungi Israel untuk menyampaikan belasungkawa kepada janda mendiang PM Israel yang baru saja tutup usia.
Popularitas Yasser Arafat di Palestina juga semakin meningkat bahkan tanpa pesaing saat pemilihan 1996, ia terpilih sebagai Kepala Eksekutif Dewan Nasional Palestina yang baru.
Meski demikian, setelah Perdana Menteri Israel dijabat oleh Benyamin Netanyahu dan kemudian Ariel Sharon, maka perdamaian yang pernah dirintis oleh Yasser Arafat dan PM Yitzhak Rabin mulai berada di ujung tanduk. Meski demikian, sejumlah langkah perdamaian masih dapat ditempuh hingga tahun 2004.
Perdamaian yang telah dinikmati selama lebih dari satu dasawarsa terancam pecah saat Israel memaksakan pembangunan pagar dan tembok pembatas antara Tepi Barat dengan wilayah Israel.
Wafatnya Yasser Arafat Â
Kondisi kesehatan Yasser Arafat mulai menurun sejak 2004 saat usianya menginjak 75 tahun. Awalnya ia dilaporkan muntah dalam sebuah rapat. Setelah ditangani dokter dari Tunisia, Yordania dan Mesir, Israel memberinya izin mengalami perawatan di sebuah rumah sakit di Prancis. Hanya berselang sepekan sejak dilaporkan mulai sakit, kesehatannya justru memburuk hingga dinyatakan koma. Sepekan kemudian ia dinyatakan meninggal tepat pada 11 November 2004.
Mendengar kabar kematian Yasser Arafat, otoritas Palestina menyatakan waktu berkabung selama 40 hari. Sementara itu di Prancis diadakan upacara penghormatan secara militer dengan keranda mayat berbalut bendera Palestina. Setelah itu, jenazah diterbangkan ke Kairo, Mesir untuk dimakamkan. Sebelum pemakaman, diselenggarakan shalat jenazah yang diimami ulama besar Mesir Sayyed Tantawi. Israel menjadikan faktor keamanan sebagai alasan menolak jenazah Arafat dimakamkan sesuai permintaannya di dekat Baitul Maqdis atau di mana saja dalam kota Yerussalem. Tiga tahun pasca wafatnya, Â tepatnya pada 10 November 2007, Presiden Palestina Mahmoud Abbas meresmikan sebuah mausoleum untuk menghormati sosok Yasser Arafat serta perjuangannya untuk perdamaian di Palestina.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI