Meraih Kehormatan Pasca Perang Karameh
 Di antara faktor yang membuat citra Yasser Arafat di mata dunia karena Perang Karameh (Kehormatan) ini diliput oleh majalah Time dan wajah Yasser Arafat menghiasi sampul edisi 13 Desember 1968. Pasca perang, dukungan mengalir baik finansial maupun persenjataan dan perbekalan. Pemuda yang bergabung dengan Fatah juga makin bertambah, termasuk ribuan pemuda Arab dari luar Palestina.
Kehormatan berikutnya didapatkan oleh Yasser Arafat hampir setahun pasca Perang Karameh saat Ketua PLO sebelumnya mengundurkan diri. Yasser Arafat ditunjuk memimpin PLO. Dua tahun berikutnya, ia diangkat menjadi Komandan Tertinggi Angkatan Revolusioner Palestina.
PLO juga semakin mendapat tempat dalam perjuangan di Palestina dan mendapat banyak kursi dalam Komite Eksekutif (33 dari 105 kursi). Lima tahun memimpin PLO, diplomasi tingkat dunia Yasser Arafat mulai membuahkan hasil, ketika dalam Fez Summit (1974), para pemimpin Arab di KTT Rabat memberikan pengakuan kepada PLO sebagai satu-satunya perwakilan rakyat Palestina yang sah.
Pengakuan PBB dan Hasil DiplomasiÂ
Bukan hanya di Palestina dan dunia Arab secara umum yang mendukung PLO, Yasser Arafat kemudian menjadi perwakilan non pemerintah yang pertama kali diberi kesempatan berbicara di Sidang Paripurna Majelis Umum PBB. Dalam pidatonya ini, Yasser Arafat mengutuk Zionisme tetapi membahas pentingnya perdamaian. Uniknya asesoris pakaiannya seakan menguatkan pesan yang disampaikan. Saat berpidato, ia mengenakan sarung pistol tetapi tak membawa senjata apapun. Pidato Yasser Arafat di PBB ini semakin menarik simpati dunia internasional.
Di antara hasil diplomasi Yasser Arafat di PBB adalah resolusi No. 3236 yang dikeluarkan pada 22 November 1975. Resolusi yang berjudul Resolusi Hak-hak Bangsa Palestina ini menegaskan hak Palestina untuk menentukan masa depan mereka tanpa intervensi eksternal, hak untuk merdeka dan berdaulat, hak untuk kembali ke negerinya, hak untuk mengembalikan hak-hak fundamentalnya dengan segala cara sesuai dengan tujuan piagam PBB dan prinsip-prinsipnya.
PBB bukan hanya mengeluarkan resolusi yang mendukung hak-hak bangsa Palestina berkat diplomasi PLO, tetapi organisasi pimpinan Yasser Arafat ini juga diterima oleh Majelis Umum PBB sebagai anggota pengamat dan anggota penuh di organisasi-organisasi dunia dan regional seperti Liga Arab, Gerakan Non Blok dan Organisasi Konferensi Islam.
Mengatasi Tantangan dengan Perdamaian
Perjuangan Yasser Arafat melalui perundingan-perundingan termasuk dengan negara-negara lain bahkan PBB, bukan tanpa tantangan. Memang sahabat-sahabat dari berbagai negara bertambah dan juga mencari dukungan termasuk bantuan dana untuk perjuangan Palestina, tetapi para pejuang yang lebih memilih jalur senjata mulai membencinya.
Tantangan berikutnya terkait dijadikannya Yordania sebagai salah satu basis perjuangan PLO sehingga negara ini juga menjadi sasaran serangan Israel. Raja Hussein kemudian memutuskan hubungan dengan PLO yang disusul dengan perang saudara di antara dua bangsa Arab ini. Di antara kedua pihak (Raja Hussein-Yasser Arafat) sempat menyepakati gencatan senjata, tetapi kemudian batal setelah Raja Hussein memerintahkan pengusiran terhadap milisi Palestina di wilayahnya.