Mohon tunggu...
Agustinus Wahyono
Agustinus Wahyono Mohon Tunggu... Arsitek - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009; asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan pernah belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari). Buku tunggalnya, salah satunya adalah "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" (2018) yang berisi artikel non-fiksi dan berstempel "Artikel Utama" di Kompasiana. Posel : agustinuswahyono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Perhitungan Suara yang Tidak Melupakan Fadli Zon

23 April 2019   05:48 Diperbarui: 23 April 2019   05:53 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sengketa hasil perhitungan suara antara hitung cepat (Quick Count/QC), hitung nyata (Real Count/RC), dan sekitarnya masih terjadi sejak 17 April 2019. Yang pertama meributkannya adalah kubu 02 dengan segala tudingan ini-itu. Selanjutnya sebagian warganet sibuk membahas soal Formulir C-1, dan saling menanyakan.

Pada hari itu juga Capres 02, Prabowo, sudah dua kali mendeklarasikan diri sebagai pemenang, "Presiden Pilihan Rakyat", bersujud di karpet merah di panggung depan rumahnya di Jl. Kertanegara No. 4, Kebayoran Baru, Jaksel. Sementara Capres 01, Jokowi, bersikap biasa saja. Dan, ternyata, sampai 22 April, timses Paslon 02, yakni Badan Pemenangan Nasional (BPN), masih sibuk dengan pengumpulan suara.

Intinya hanya karena Paslon 01 Jokowi-Ma'ruf Amin unggul dalam QC. Terlebih, sejak awal, Selasa 15/1/2019, Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) sekaligus Ketua Dewan Pengarah BPN Prabowo-Sandi Amien Rais sudah "mendului" takdir.

"Jadi (Jokowi) ini tidak boleh menang. Ini harus militan. Awas, kalau sampai KPU curang, kita gempur bersama. Kita lebih pandai dari pemerintah," kata Amien di Sekretaris Nasional Prabowo-Sandi, Menteng, Jakarta Pusat.

Apa boleh buat, sengketa masih berlanjut seiring dengan perhitungan RC yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum. Warganet yang terpecah dalam dua kubu pun masih berbalas komentar.

Dan dari sekian hari itu, ada yang benar-benar terlupakan. Bukan soal QC pada Pilkada DKI 2017, melainkan sebuah polling yang pernah dilakukan oleh seorang elite Gerindra sendiri, yaitu Fadli Zon (FZ).

Pada 21 Agustus 2018, melalui akun Twitternya @fadlizon, wakil ketua DPR RI itu membuat sebuah polling. Polling antara Paslon Jokowi - Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno. Dimulai pada pkl. 17.26 WIB.

"Jika Pilpres dilaksanakan hari ini, siapa yg Anda pilih? @Jokowi v @Prabowo," cuit FZ.

Dalam polling itu tertera Jokowi - Ma'ruf mendapat 65%, dan Prabowo - Sandi mendapat 35%. Total pengguna Twitter untuk polling itu adalah 34.635 orang.

Sayangnya, pada pkl. 21.47 WIB FZ "terpaksa" menutup bahkan menghapus hasil pollingnya. Alasan wakil ketua umum Gerindra itu, "Ada aplikasi beli polling plus serbuan bot siluman." Meski begitu, rekam jejak digital masih tersimpan di beberapa berita media daring.

Eh, ada rumor, FZ gagal kembali ke Senayan gegara perolehan suara di daerah pilihannya (dapil) tidak mencukupi. Benarkah?

Benar atau tidak, semoga tidak menambah ramainya sengketa perhitungan suara di Pilpres 2019.

*******
Balikpapan, 22 April 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun