Mohon tunggu...
Agustini Sri Redjeki
Agustini Sri Redjeki Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

ibu-ibu yang seneng nulis ,dengerin musik dan pendengar yang baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Andai Punya Mesin Waktu

14 Juni 2022   12:31 Diperbarui: 14 Juni 2022   12:50 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masa Lalu jangan di sesali, karena apa yang sudah terjadi kita tidak bisa merubahnya lagi.

cukup untuk dikenang dan diambil hikmahnya

Sekarang kita jalani saat ini dengan benar untuk mencapai masa depan yang lebih baik.

Ada beberapa tip nih bagaimana melupakan masa lalu yang diambil dari pengalaman pribadi dan berbagai sumber:

  1. Berani Hadapi kenyataan, jangan menghindar, awalnya pasti pahit, tapi kalau terus dihadapi akan menjadi terbiasa dan hilang dengan sendirinya.
  2. Berpikir positif tentang apa yang sudah terjadi, Percaya semua memang sudah jalannya, jadi tetap terus maju kedepan.
  3. Ikhlas kuncinya, memang tidak mudah tapi setelahnya kamu akan tahu arti bersyukur atas apa yang telah terjadi, entah nanti atau kapan pasti kamu merasakannya.
  4. Ingat bahwa Semua Masalah ada akhirnya, jadi setelah merasa kegagalan di masa lalu pasti akan ada keindahan  yang akan datang, bukannya pelangi datang setelah hujan turun??
  5. Cari Teman atau tempat atau wadah untuk bisa mengeluarkan segala keluhkesahmu, keluarkan jangan dipendam sendiri.
  6. Terus gali potensi diri, tunjukan  kemampuanmu untuk membuktikan pada diri kamu sendiri dan orang lain bahwa kamu bisa dan mampu.

Note :

“Do not let the memories of your past limit the potential of your future. There are no limits to what you can achieve on your journey through life, except in your mind.” — Roy T. Bennett, The Light in the Heart

(Jangan biarkan memori di masa lalumu membatasi potensi masa depanmu. Tidak ada batasan yang dapat kamu capai di perjalananmu melalui kehidupan, kecuali dipikiranmu.)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun