Sore tadi saya ubek-ubek galeri HP dan salah satu foto lama yang saya temukan adalah foto yang tersemat dalam tulisan ini. Sebuah foto yang memperlihatkan satu mug kopi susu dan sebuah buku bersampul hitam.
Sebagaimana yang bisa Anda lihat dengan gamblang, judul buku itu adalah Writer Blogger Casper. Nama penulisnya pun terpampang jelas, yaitu Tina Fajarina.
Siapakah dia? Apakah Anda pernah mendengar nama Tina Fajarina? Sini, sini saya beri tahu. Tina Fajarina itu saya. Iya, saya. Anda harus percaya kalau itu adalah saya. Hehehe ....
Begini ceritanya. Beberapa tahun silam ada sebuah penerbitan di Yogyakarta yang meminang naskah fiksi karya saya. Naskah tersebut berupa kumpulan cerpen horor. Tepatnya horor yang ada lucu-lucunya. Semacam sosok Casper di film kartun itu, lho. Alhasil, judul lengkapnya setelah jadi buku adalah WRITER BLOGGER CASPER 10 Cerita Hantu yang Bikin Kamu Nyengir.
Seluruh cerpen dalam buku tersebut ditulis berdasarkan kisah nyata. Sebagian ada yang saya alami, sebagian lainnya merupakan pengalaman teman-teman saya.
Sesuai dengan judulnya, sudah pasti tiap cerita berpotensi bikin takut. Yeah ... Kalaupun pembaca tidak takut, minimal saat proses penulisannya telah sukses bikin saya minggrang-minggring. Sampai-sampai, saya tak berani menulis saat malam.
Mungkin Anda penasaran, apakah saya memang bisa melihat yang tak terlihat? Dengan prihatin terpaksa saya jawab, iya. Terkadang saya memang mampu melihat yang tak ingin saya lihat. Sementara saya bukanlah seorang pemberani. Pun, sama sekali tidak merasa sakti karena "kemampuan" itu.
Kembali ke perkara nama penulis. Di sampul buku tercantum jelas nama Tina Fajarina. Yang notabene merupakan nama akun X saya, yaitu @TinaFajarina.
Lalu, mengapa saya tak memakai nama asli? Sebab buku itu merupakan karya fiksi, sementara jauh-jauh hari saya telah punya rencana-rencana untuk tulisan-tulisan saya. Salah satunya, saya merencanakan nama pena Tina Fajarina untuk karya fiksi.
Perlu diketahui, terkadang saya memang sepercaya diri itu. Belum menjadi penulis keren, tetapi sudah punya rencana besar untuk ke depannya. Yang sebetulnya pada detik sebelum saya menemukan foto buku kumcer tersebut, sedang kurang termotivasi untuk menulis.
Hmm. Saya kira ini cara Allah Yang Maha Memotivasi untuk menyuruh saya kembali berusaha menerbitkan buku. Oke, oke. Terima kasih atas jeweran-Mu, Ya Allah. Saya mau berjuang lagi untuk menerbitkan buku.