"Dimasak setelah Ramadan hehehe ...."
"Bukannya beli matang malah lebih boros?"
Jawab saya, "Wahai, dengarlah. Boros itu kalau belinya banyak, lalu enggak dihabiskan, lalu dibuang. Kalau beli secukupnya pasti biasa-biasa saja. Lagi pula, aku 'kan rajin takjilan ke masjid. Makin irit tuh. Hahahaha ...."
"Hahaha .... Parah, parah. Coba, ya. Kalau semua orang cara berpikirnya sepertimu. Tidak berlebihan dalam berbelanja. Pasti tak akan ada inflasi. Harga pangan jelang Ramadan akan aman."
"Hmm. Sebetulnya aku tak semulia itu. Aku cuma menyesuaikan diri dengan kondisi. Berusaha menghindarkan diri dari mubazir. Katanya mubazir teman setan. Enggak mau ah, temenan sama setan."
Singkat cerita, sore itu saya pulang dengan bawaan banyak. Datang tangan kosong, pulang tanpa ruangan tas yang kosong. Plus kesimpulan bahwa Nyadran dan acara sejenisnya serta motivasi berbagi sembako, sedikit banyak berpengaruh pada harga pangan jelang Ramadan. Belum lagi yang main borong untuk keperluan pribadi.
Namun, syukurlah. Stok ketersediaan bahan pangan di sekitar saya cukup. Saya yakin cukup. Buktinya, tak ada antrean orang-orang yang hendak berbelanja sembako.
Demikian pengamatan parsial saya terkait persiapan Ramadan 2023. Kiranya bisa menjadi (semacam) bahan renungan. Entah renungan tentang apa pun itu.
Salam.
*Nyadran adalah serangkaian budaya yang berupa pembersihan makam leluhur, tabur bunga, dan diakhiri kenduri untuk keselamatan.
*Masjid Pathok Negoro Dongkelan adalah masjid yang dahulu sekaligus berfungsi sebagai benteng pertahanan dan batas negara (Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat) bagian selatan.