Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Administrasi - Kerja di dunia penerbitan dan dunia lain yang terkait dengan aktivitas tulis-menulis

Founder #purapurajogging

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Suatu Malam di Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) XVIII Tahun 2023

5 Februari 2023   17:55 Diperbarui: 6 Februari 2023   13:41 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sultan saat membuka PBTY 2023 di Kampung Ketandan, Senin (30/1/2023)(Kompas.com/Wisang Seto Pangaribowo)

Tatkala meliarkan pandangan di sekitar panggung, saya justru menemukan fakta bahwa beberapa ibu dari anak-anak dan remaja yang tampil menari itu berjilbab. Sepintas lalu fakta tersebut sepele, tetapi kalau diresapi maknanya besar. Bukankah itu secuil bukti bahwa kemajemukan Indonesia bisa dijalani dengan harmoni?

Dokumentasi pribadi Agustina)
Dokumentasi pribadi Agustina)
KETIGA, tujuan utama terakhir adalah menonton pertunjukan Wayang Potehi. Ini merupakan wayang khas Tionghoa. Aslinya dari Tiongkok bagian selatan. Sudah pasti masuk ke bumi Nusantara sebab dibawa oleh para perantau dari Tiongkok.

Seiring berjalannya waktu, terjadi akulturasi dengan budaya setempat. Di kemudian hari Wayang Potehi pun menjadi salah satu kesenian tradisional Indonesia. Amboi! Betapa Indonesia memang majemuk dalam banyak lini.

Syukurlah tujuan menonton pertunjukan Wayang Potehi tercapai dengan maksimal. Kami tidak salah lokasi kali ini. Jadi, tidak telat. Kalau sampai terlambat datang dan gagal menontonnya, tentu bikin kecewa.

Dokumentasi pribadi Agustina)
Dokumentasi pribadi Agustina)

Di sini wawasan saya juga bertambah. Menjadi tahu kalau dalang Wayang Potehi tidak tampak sama sekali oleh penonton. Menjadi tahu juga musik pengiring pertunjukannya bagaimana? Cara dialog para wayangnya bagaimana?

Sebelumnya saya hanya tahu Wayang Potehi dari membaca dan melihat koleksi museum. Jadi, tidak sedang dimainkan. Kiranya inilah satu lagi manfaat jalan-jalan hujan di PBTY 2023 bagi saya.

Kami sepakat pulang walaupun pertunjukan Wayang Potehi belum usai. Mengapa? Karena sudah pukul sembilan lebih. Lagi pula, senyampang hujan sedang berubah menjadi gerimis tipis.

Penutup

Malam berikutnya salah satu dari kami ke PBTY 2023 lagi. Dia diminta mengantar ibunya yang ingin jalan-jalan juga. Namun, berangkatnya sekitar pukul empat sore. Ketika hari masih terang dan kebetulan tak sedang hujan.

Darinyalah akhirnya saya paham, pameran yang kami cari tidaklah digelar di rumah Tan Djin Sing, tetapi di Rumah Peranakan. Lokasinya selisih satu rumah saja dengan Rumah Tan Djin Sing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun