Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Administrasi - Kerja di dunia penerbitan dan dunia lain yang terkait dengan aktivitas tulis-menulis

Founder #purapurajogging

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pengalaman Tersesat di Spot Jogja Undercover

2 Juni 2021   20:36 Diperbarui: 2 Juni 2021   20:52 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prasasti KOTAKU Kota Tanpa Kumuh yang dipasang di mulut gang (Dokpri)

Kemarin pagi, bersama dua kawan dari KJog, saya kembali blusukan. Kali ini rute yang kami pilih adalah tempat-tempat nyempil di sebelah barat Malioboro. Yup! Rute yang berhimpitan dengan destinasi wisata tenar di Jogja, yang pecel lelenya sedang viral.

Kami sudah lama kepo dengan kawasan tersebut. Bagaimana kondisi kampung-kampung yang ada di situ? Apa perbedaan gang-gang sempit di situ dengan gang-gang sempit di kemantren (kecamatan) lain yang telah kami sambangi? Pokoknya ingin tahu saja sekalian pura-pura jogging.

Titik kumpul kami di depan SMAN 10 Yogyakarta, lalu geser ke timur sedikit sampai Pegadaian, kemudian ke utara dan teruuus ke utara. Melintasi kampung-kampung padat penduduk, yang mayoritas termasuk ke dalam wilayah Kelurahan S Kemantren G.

Tentu sembari memotret sana-sini. Apa pun objek unik dan menarik, bahkan aneh, kami dokumentasikan. Hingga akhirnya kami tersesat, keblasuk blusukan di dalam gang yang justru kami hindari. Kontradiktif memang. Berusaha menghindari kok malah mendekati, bahkan mengintimi.   

Mungkin Anda sekalian bergumam, "Di kota sendiri kok tersesat? Terlebih di lokasi dekat Malioboro? Kok bisa?"

Bisa saja, dong. Kami tersesatnya 'kan di lokasi yang tak biasa. Sebuah lokasi "istimewa" yang cenderung dihindari khalayak.

Kronologinya begini. Ketika sampai di wilayah Kampung Sw, kami putuskan masuk sebuah gang yang kami kira tembus ke Jalan Pasar Kembang. Saat itu kami bermaksud menuju Slasar Malioboro yang berlokasi di jalan tersebut (sisi selatan Stasiun Tugu).

Baru beberapa langkah dari mulut gang, kami merasa diteriaki seseorang. Spontan kami menghentikan langkah dan menengok. Di seberang jalan tampak seorang laki-laki dengan tangannya memberikan isyarat kepada kami untuk keluar gang.

Ada apa? Mengapa dilarang? Kalau gang buntu, kok tidak ada pemberitahuannya di mulut gang? Oh, baiklah. Kami menurut meskipun heran. Batal menyusuri gang sempit itu, kami pun kembali menyusuri jalan utama kampung.

Baru jalan sebentar, kami menemukan gang sempit lagi. Tentu saja kami putuskan untuk memasukinya. Aman. Kali ini tak ada larangan.

Kurang lebih sepuluh langkah dari mulut gang ada aktivitas jual beli daging ayam dan sayuran. Tidak ramai. Hanya ada lima orang yang bertransaksi selaku pembeli dan penjual. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun