Mohon tunggu...
Agustina Anggraini
Agustina Anggraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka menulis artikel, cerpen, dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mawar Merah Berdarah: Ruang Obrolan 001

4 Juni 2023   20:39 Diperbarui: 4 Juni 2023   21:10 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Heem, pihak berwenang sudah selesai mengautopsinya, jadi kita mungkin bisa mengurus pemakamannya. Sebenarnya, masih sulit menerima bahwa kematiannya nyata. Apa Kak Anggie benar-benar sudah mati?" Syafira merenungkan kembali alasan mengapa mereka bisa berakhir begini.

Tak ada yang berani menjawab pertanyaan tersebut karena mereka semua yang ada di sini berharap itu tidak benar.

Ring~

Bel pintu masuk berbunyi, mereka segera teralihkan oleh pengunjung yang ternyata adalah Vilia. Dia terlihat kelelahan dan cemas akan sesuatu, menambah suasana yang suram.

"Yoru, ada apa?" Widia, yang sejak awal memperhatikannya, yang pertama bertanya.

"Ada kasus aneh yang sedang kami tangani," ujarnya seraya melirik Zoey yang datang bersamanya. Zoey juga dalam kondisi yang sama, tampak khawatir.

"Kasus apa itu?" Syafira tiba-tiba memiliki firasat buruk.

Dia beberapa waktu lalu mengecek forum ilegal dari kode yang diberikan Anggie padanya, ada kekacauan di forum tersebut. Mungkinkah itu berkaitan dengan kasus aneh yang menyebabkan Vilia dan Zoey gelisah?

"Masalahnya kami juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tetapi beberapa tuntutan pemerintah meminta kami menyelidikinya dan ada salah satu klien kami yang menginginkan agar kami mengetahui penyebabnya," jelas Zoey sembari membuka file dokumen di tangannya.

"Ceritakan lebih banyak," pinta Herlina yang masih bingung.

"Jadi, ini tentang ruang obrolan misterius yang muncul sebulan yang lalu. Tak diketahui siapa pembuatnya, tetapi ruang obrolan itu mempengaruhi pemerintah dan rahasia-rahasia lainnya, juga ada banyak hal ilegal dijual di sana. Hingga muncul beberapa korban yang dijebak dan akhirnya bunuh diri," beritahu Vilia sambil membaca catatannya di tablet. "Itu yang bisa kukatakan, selebihnya adalah rahasia pekerjaan kami. Jadi, aku hanya ingin meminta kalian berhati-hati," lanjutnya dengan sungguh-sungguh khawatir.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun