Mohon tunggu...
Agustan Ogut
Agustan Ogut Mohon Tunggu... Guru - A Father, Teacher, Reader, Writer

Menulis untuk mengikat ilmu, berbagi, dan keabadian. Semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berani Hidup Nyaman dalam Ketidaknyamanan

26 Desember 2022   21:15 Diperbarui: 26 Desember 2022   21:19 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul di atas merupakan pernyataan yang pernah diungkapkan oleh Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Prov. Sulawesi Selatan, Imran, S.Kom.,M.T. Beliau menyampaikan pernyataan tersebut ketika memaparkan materi pada kegiatan Refleksi Transformasi Pendidikan tahun 2022. Kepala Balai menyatakan "Kita harus berani nyaman dalam ketidaknyamanan".

Ungkapan ini mengandung makna yang dalam dan sarat dengan nilai filosofi kehidupan. Keberanian sangat dibutuhkan dalam segala aspek kehidupan. Sebagaimana yang pernah diungkapkan oleh mantan juara dunia tinju kelas berat, Muhammad Ali, menyatakan "Dia yang tidak cukup berani untuk mengambil resiko, tidak akan mencapai apa-apa dalam hidupnya". 

Hidup nyaman dalam kenyamanan adalah hal yang lumrah bagi kebanyakan orang. Sedangkan hal yang sangat langkah adalah hidup nyaman dalam ketidaknyamanan. Tidak banyak orang yang berani hidup nyaman dalam ketidaknyamanan. Sifat manusia cenderung mau berada pada zona nyaman. Hidup normal seperti apa yang ada saat ini. Hidup nyaman dan aman dengan segala kondisi kehidupan saat ini, tanpa berusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi yang dimiliki. Apalagi, mau mengambil resiko dan tantangan dalam kemajuan profesinya. 

Ungkapan berani nyaman dalam ketidaknyamanan sebenarnya ditujukan kepada semua peserta kegiatan Refleksi Transformasi Pendidikan. Mereka yang hadir adalah Kepala dinas pendidikan, Kepala Cabang dinas, koordinator pengawas, perwakilan Kepala Sekolah Penggerak, dan perwakilan Guru Penggerak dari setiap Kabupaten/Kota Prov. Sulsel. Peserta refleksi diajak untuk selalu mengikuti dan beradaptasi dengan perkembangan dan kemajuan pendidikan saat ini dengan cara meningkatkan kapasitas diri, memperkuat kerjasama dan kolaborasi sesama elemen pendidikan.

Kemajuan pendidikan saat ini sangat pesat. Pengaruh teknologi terhadap perkembangan pendidikan juga tidak dapat dihindari. Sebagai aktor dalam transformasi pendidikan, kita perlu terus belajar dan beradaptasi terhadap segala bentuk perubahannya. Sebagai contoh kecil, Program Sekolah Penggerak (PSP) dan Program Guru Penggerak (PGP) merupakan program pengembangan pendidikan yang sangat perlu diapresiasi. Kita perlu berpartisipasi mengikuti seleksi kedua program tersebut, meskipun tantangannya tidak mudah.  

Hidup nyaman dalam ketidaknyamanan memang tidak mudah. Segala tantangan dan resikonya siap menghadang. Namun, dibalik semua itu, nyaman dalam ketidaknyamanan dapat memberi manfaat yang sangat berarti dalam melakoni profesi yang kita cintai. Berikut manfaat ketika kita mampu nyaman dalam ketidaknyamanan yang berhubungan dengan pendidikan:

1.  Mampu mengenal diri sendiri

Berani mengambil tantangan pada setiap event pendidikan, membuat kita mampu mengenal kekurangan dan kelebihan kita sebagai tenaga pendidik. Namun, kalau tidak berani, bisa jadi kita hanya mampu menilai orang lain.

2.  Upgrade kompetensi diri 

Paradigma pendidikan dan pembelajaran terus berkembang. Semua ini, menuntut kita terus memperbaharui dan meningkatkan kompetensi untuk peningkatan kualitas pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun