Mohon tunggu...
Agus Suwanto
Agus Suwanto Mohon Tunggu... Insinyur - Engineer

Pekerja proyek yang hanya ingin menulis di waktu luang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Maria, Sang Pemilik Hari Natal

24 Desember 2018   08:20 Diperbarui: 24 Desember 2018   12:40 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi:www.katolisitas.org

Bagi orang Kristen, hari raya Natal adalah merayakan kedatangan Tuhan yang berkenan hadir ke tengah-tengah manusia dan menjadi manusia. Proses kehadiranNya ke rahim Maria berlangsung secara Ilahi, tapi mulai dari sejak embrio hingga lahir ke dunia berlangsung secara amat manusiawi. Tuhan hadir ke bumi menjadi manusia. Merasakan segala apa yang dirasakan oleh manusia, seperti lapar, haus, dan lelah. Juga bekerja, berusaha dan belajar seperti manusia lainnya.

Karena saat kelahirannya, bayi Yesus hanyalah seperti bayi pada umumnya, maka sejatinya peristiwa Natal hanyalah peristiwa biasa saja. Natal menjadi spesial karena peran dari orang tua Yesus, yaitu Maria dan suaminya Yusuf (Joseph).

Yusuf sepantasnyalah marah, kecewa dan sedih, setelah tahu bahwa tunangannya sudah mengandung tanpa dia sentuh. Namun, karena hatinya yang bersih dan rasa cintanya yang begitu besar kepada Maria, dia yang sempat ingin meninggalkannya, akhirnya memilih tetap untuk mendampingi Maria. Menikahinya dan merawat istri dan anak yang sedang dikandungnya. Yusuf adalah gambaran laki-laki sangat langka yang selalu mendengar dan mengikuti suara hatinya, serta mengesampingkan keinginan nafsu dan ego pribadinya.

Maria juga sangat penting perannya dan peristiwa Natal ini. Bahkan, menuurut pandangan penulis, Maria adalah tokoh sentral dari rangkaian peristiwa Natal. Peran sentralnya sudah ada sejak masa adven atau masa penantian kedatangan Tuhan, terutama saat dia ditemui oleh Malaikat Gabriel yang memberi kabar bahwa rahimnya akan 'dipakai' Tuhan sebagai sarana kehadiranNya di bumi dan menjadi manusia. Boleh dibilang, Maria adalah sang pemilik Natal itu sendiri.

Bahkan gereja Katolik memberi posisi yang sangat terhormat kepada Maria. Dia disebut sang Bunda suci, karena menjadi ibu Yesus yang adalah Firman Allah dan Allah itu sendiri. Maria juga dikatakan sebagai Bunda segala bangsa, karena Yesus puteranya datang untuk mengasihi dan menyelematkan seluruh umat manusia yang percaya, melalui korban penderitaan dan wafat di kayu salib. Maria juga dikatakan sebagai Bejana Allah, karena memang Allah telah bersemayam selama sembilan bulan di dalam 'Bejana rahimnya'.

Maria juga diyakini dan dipercayai sebagai manusia perawan suci tanpa dosa. Sejak rahimnya dijadikan tempat bersemayam Tuhan, maka saat itulah Tuhan juga menyucikan rahim dan keseluruhan tubuhnya menjadi bersih tanpa noda dan dosa. Dan karena suci tak bernoda, maka begitu selesai menjalani hidup berziarah di dunia ini, Maria langsung diangkat ke Surga. Dia dimahkotai dan menjadi Ratu Surga,

*****

Peran dan posisi Maria yang begitu penting dalam karya Tuhan untuk keselamatan manusia, memang membuat gereja Katolik menghormati sosoknya. Namun penghormatan tersebut bukan berarti berdoa, memohon kepada Maria. Yang ada adalah devosi kepada Maria sebagai bentuk penghormatan kepadanya.

Umat Katolik berdevosi kepada Maria artinya menjalani seluruh kebaktian kepada Maria, Ibu Yesus dari Nazaret dalam bentuk puji-pujian, kagum, hormat dan cinta dengan meneladani cara hidupnya sambil memohon bantuan pengantaraan doanya bagi Gereja dan seluruh umat yang masih dalam perjalanan ziarah, menuju persatuan dengan Allah di tanah air surgawi.

Doa Salam Maria yang rutin didaraskan pada setiap bulan Mei sebagai bulan penghormatan kepada Maria dan bulan Oktober sebagai bulan rosario, juga didoakan pada satu bulan menjelang Natal atau masa Adven ini. Sekali lagi, doa ini adalah devosi kepada Maria, bukan doa permintaan sebagaimana doa permintaan kepada Tuhan.

Kalau diamati secara detail, maka 'doa Salam Maria' terbagi menjadi dua bagian pokok. Bagian pertama, 'Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu. Terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus'. Ini adalah seruan nyaring dari Elisabet, istri Zakaria, yang penuh dengan kuasa Roh Kudus saat mendengar ucapan salam dari Maria yang sedang mengandung, datang ke rumahnya. Saat itu anak yang dikandung Elizabet, yaitu Yohanes Pembaptis 'melonjak kegirangan' ketika mendengar ucapan salam tersebut. (Lukas.1:40-44).

Bagian kedua, 'Santa Maria, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati'. Ini adalah bentuk bentuk pemohonan kepada Maria yang telah bergelar 'Santa', yang artinya orang Kudus dan telah diangkat ke Surga. Gereja katolik percaya bahwa orang suci dan kudus di Surga bisa mendoakan orang lain, baik yang masih menjalani kehidupan di dunia atau saat sudah berpulang.

Jadi, jelaslah bahwa doa Salam Maria bukanlah doa meminta sesuatu kepada Maria, tapi memuji dia dan buah tubuhnya, yaitu Yesus, serta memohon agar turut didoakan. Kenapa harus melalui Maria dan tidak langsung meminta kepada Yesus? Ya, boleh-boleh saja, tapi memohon untuk didoakan oleh orang lain dan saling mendoakan adalah lazim dilakukan oleh manusia sebagai mahkluk sosial.

Anak meminta restu orang tua untuk didoakan dalam setiap menjalani aktifitas penting. Orang yang sakit juga sering meminta untuk didoakan oleh yang mengunjungi agar lekas sembuh. Umat beragaman juga sering didoakan oleh tokoh agamanya, seperti Pastur, Pendeta, Ustad, dan lain-lain.

Berdoa dan memohon sendiri langsung kepada Tuhan adalah berkah, tapi sering mendoakan orang lain adalah anugerah. Untuk itu, saling menjadi perantara doa bagi orang lain akan mendatangkan anugerah Tuhan.

Santa Maria, sang Ratu Surgawi adalah berkah bagi manusia, karena doa dan permohonan kita akan diperindah dan dipantaskan untuk kemudian disampaikan kepada Puteranya. Seperti ketika Yesus tidak bisa menolak permintaan ibuNya untuk merubah air menjadi anggur pada pesta pernikahan di Kanaan, maka Dia pun akan mengabulkan segala permintaan ibuNya di Surga.

*****

Sebagai penutup, penulis akan membagikan cerita imajinasi yang telah cukup lama beredar di tengah-tengah umat, tentang 'kehebatan Maria' di Surga.

Suatu ketika, saat Yesus sedang berjalan-jalan di RumahNya, Dia mendapati ada sangat banyak orang yang seharusnya tidak berada di dalam Surga. Dia lalu memanggil Petrus sang penjaga pintu Surga.

Katanya kepada Petrus "Petrus, mengapa kamu membiarkan banyak orang yang tidak Aku minta berada di RumahKu? Mestinya kamu hanya boleh memasukan orang yang Aku bolehkan masuk"

Petrus dengan sedikit gugup menjawab "Maaf Tuan, hamba sudah menjalankan tugas dengan benar. Hamba hanya memasukan orang-orang sesuai daftar yang Tuan berikan"

"Lalu, kenapa ini banyak sekali orang di luar daftarKu bisa ada di sini?" kata Yesus dengan nada meninggi.

"Ehmn, mengenai orang-orang itu, ehmn.... itu karena....ehmn" Petrus celingak-celinguk sedikit ketakutan.

"Sudah, kamu jujur saja kepadaKu. Aku pemilik tempat ini. Tidak boleh ada orang lain yang berbuat di luar kehendakKu. Siapa yang telah berani memasukan orang-orang yang tidak pantas itu?" Hardik Yesus sedikit kesal.

Dengan gemetar Petrus menjawab"Maaf Tuan, sebaiknya Tuan lihat sendiri siapa yang memasukan orang-orang itu."

"Baiklah, antar Aku ke orang itu", kata Yesus sedikit geram.

Kemudian Petrus membawa Yesus lengkap dengan pasukannya menuju tempat 'oknum' penghuni Surga yang telah berani mengabaikan prosedur tata cara masuk Surga. Sampailah mereka berada di pintu belakang Surga.

Petrus berkata kepada Yesus sambil menunjuk sang oknum tersebut. "Itulah orang yang telah memasukan orang-orang yang tidak terdapat di daftar Tuan".

Yesus tertegun dengan apa yang dilihatNya. Ternyata Maria, sang Ibu yang memasukan orang-orang di luar daftar ke dalam Surga melalui pintu belakang yang kecil. Maria yang tahu kedatangan puteranya menengok dan menatapnya. Yesus pun menatap ibuNya. Keduanya saling menatap. Cukup tajam. Namun, sesaat kemudia, Yesus tersenyum kepada ibunya dan menunduk hormat tanda setuju.

Yesus berpaling kepada Petrus dan berkata,"Orang-orang yang Ibu bawa masuk, boleh dan pantas tinggal di RumahKu"

Yesus kembali melirik ke Ibunya, tersenyum dan kemudian melanjutkan berkeliling di Surga. Sementara, Maria kembali sibuk melakukan 'kasihnya' dengan memilih mereka-mereka yang pantas untuk diperbolehkan masuk ke Surga lewat pintu belakang. Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun